TERAPI ADLER
A. BIOGRAFI
Alfred adler lahir di pinggiran Wina pada tanggal 7 februari 1870 sebagai anak ke tiga dari seseorang pengusaha yahudi, sewaktu kecil, Alfred adler sering sakit-sakitan sehingga ia baru bisa berjalan pada usia empat tahun. Ketika berusia lima tahun, dia nyaris tewas akibat pneumonia. Pada usia inilah dia memutuskan untukjadi seorang fisikawan.
Saat sekolah Alfred adler adalah seorang anak dengan kemampuan rata-rata dan menyenangi permainan diluar ruangan dari pada berdiam diri diruang kelas. dia sering keluar rumah, dikenal luas teman-temannya dan aktif. Salah satu penyebab dia terkenal diantara teman-temannya adalah karena dia ingin menyaingi kakaknya, Sigmund.
Adler menerima ijasah kedokteran dari Universitas of Vienna pada tahun 1895. selama kuliah, dia bergabung dengan mahasiswa-mahasiswa sosialis, dan disinilah dia berkenalan dengan gadis yang kelak jadi istrinya, Raissa Timofeyewna Epstein. Raissa adalah seorang gadis pintar dan aktivis social yang dating dari Rusia untuk belajar di Wina. Mereka menikah pada tahun 1987 dan di karuniai empat orang anak, 2 diantaranya kemudian menjadi psikiatris.
Adler memulai karirnya sebagai seorang optomologis, tetapi kemudian beralih pada praktik umum biasa dan membuka praktek bagi masyarakat bawah di wina,
tepatya di dekat prader sebuah tempat percampuran antara teman bermain dan sirkus. Para klienya termasuk anggota kelompok sirkus. Kekuatan dan kelemahan anggota sirkus inilah yang membuatya bisa menyetuskan konsep tentang inferioritas organ dan konpensansi.
Adler kemudian beralih pada psikiatri dan pada tahun 1907 dia bergabung pada kelompok diskusi freud. Setelah menulis beberapa makalah tentang inferioritas organik, yang sedikit sejalan dengan pendapat freud, maka untuk pertama kalinya dia menulis makalah tentang insting perusak yang tidak di sepakati Freud secara metaforis, bukan secara harfiah sebagaimana yang dimangsut Freud.
Walaupun freud mengangkat Adler sebagai presiden Viennese Analytic Society dan ko-editor pada penerbit berkala organisasi ini, Adler tetap mengkritik pandangan Freud. Perdebatan antara penduduk Freud pun diadakan, tetapi acara ini berakhir dengan keluarya Adler dan 9 orang anggota lainya dari organisasi ini dan mendirikan The Society For Psychoanalysis pada tahun 1911. Tahun berikutnya, organisasi ini berubah menjadi The Society for In dividual Psychology.
Selama perang Dunia I, Alfred Adler bertugas sebagai fisikawan dalam Angkatan Bersenjata Australi, yang tugas awalnya berada digaris depan yang berbatasan dengan Rusia dan kemudian di rumah sakit anak-anak. Dia dia telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri seperti apa akibat buruk peperangan, dan inilah dan membawa pemikiranya kearah konsep kepentingan social. Dia berpendapat bahwa kala kemanusiaan masih ingn dipertahankan, manusia harus mengubah cara hidupnya.
Setelah perang usai, Alfred Adler terlibat dalam berbagai peroyek, termasuk klinik-klinik yang didiriokan di sekolah-sekolah negri dan melatih para guiru. Tahun 1926, dia pergi ke Amerika serikat untuk mengajar dan menerima jabatan sebagai professor tamu di Long Island Colleg of Medicine. Tahu 1934, dia dan keluarganya meninggalkan Wina untuk selama-lamanya.
Alfred Adler pada mulanya adalah seorang anggota psikoanalisis lalu memisahkan diri dari Freud, karena tidak setuju dengan konsep psikoanalisis, Adler membentuk aliran baru yang dinamakan individual psychology sebagai suatu sistem yang komparatif dalam memahami individu dalam kaitannya dengan lingkungan sosial. Adler tidak setuju dengan konsep dorongan seks sebagai satu-satunya dorongan yang utama dalam kehidupan manusia.
B. HAKEKAT MANUSIA
Menurut Adler manusia tidak dapat dibagi-bagi menjadi bagian-bagian, manusia sebagai suatu keseluruhan, dan sebagai suatu kesatuan yang unik. Adler mengemukakan bahwa motif utama yang merupakan dorongan hidup adalah superioritas dan kekuatan. Adler melihat bahwa kejantanan (masculine) adalah identik dengan superioritas sedangkan kewanitaan (feminin) adalah interioritas. Sesuai dengan dorongannya untuk hidup maka baik pria maupun wanita menuju superioritas. Alasan utamanya karena manusia pada saat dilahirkan dalam keadaan interioritas dalam keadaan lemah, perlu bantuan orang lain dan hidupnya tergantung pada orang di sekitarnya. Adler juga melihat adanya pengaruh situasi keluarga terhadap perkembangan pribadi seorang anak, antara lain urutan dalam kelahiran, anak tunggal, anak bungsu, mempunyai kepribadian yang khas. Demikian pula iklim keluarga mempengaruhi kepribadian seseorang. Pada usia yang sangat dini (4 atau 5) tahun menurut Adler anak sudah membentuk pedoman untuk hidup (life style) yang relatif tetap.
Menurut Adler masalah hidup selalu bersifat sosial. Fungsi hidup sehat bukan hanya mencintai dan berkarya tetapi juga merasakan kebersamaan dengan orang lain dan memperdulikan kesejahteraan mereka. Manusia dimotivasi oleh dorongan sosial, bukan dorongan seksual. Cara orang memuaskan kebutuhan seksual ditentukan oleh gaya hidupnya, bukan sebaliknya dorongan seks yang mengatur tingkah laku. Dorongan sosial adalah sesuatu yang di bawa sejak lahir, meskipun kekhususan hubungan hubungan dengan orang dan pranata sosial ditentukan oleh pengalaman bergaul dengan masyarakat.
Bagi Adler, manusia itu lahir dalam keadaan tubuh yang lemah, tak berdaya. Kondisi ketidakberdayaan itu menimbulkan ketergantungan kepada orang lain. Psikologi individual memandang individu sebagai makhluk yang saling tergantung secara sosial. Perasaan bersatu dengan orang lain (interes sosial) ada sejak manusia dilahirkan dan menjadi syarat utama kesehatan jiwa. Rincian pokok teori Adler mencakup enam hal berikut:
1. Satu-satunya kekuatan dinamik yang melatar belakangi aktivitas manusia adalah perjuangan untuk sukses.
2. Persepsi subyektif individu membentuk tingkah laku dan kepribadian.
3. Semua fenomena psikologis disatukan di dalam diri individu dalam bentuk self.
4. Manfaat dari aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang interes sosial.
5. Semua potensi manusia di kembangkan sesuai dengan gaya hidup.
6. Gaya hidup dikembangkan melalui kekuatan kreatif individu.
Menurut Adler manusia tidak dapat dibagi-bagi menjadi bagian-bagian, manusia sebagai suatu keseluruhan, dan seabgai suatu kesatuan yang unik. Adler mengemukakan bahwa motiv utama yang merupakan dorongan hidup adalah superioritas dan kekuatan. Adler melihat bahwa kejantanan adalah identik dengan superioritas sedang kewanitaan adalah inferioritas. Sesuai dengan dorongannya untuk hidup maka baik pria maupun wanita menuju superioritas. Alasan utamanya karena manusia pada saat dilahirkan dalam keadaan inferioritas, dalam keadaan lemah, perlu bantuan orang lain dan hidupnya tergantung pada orang disekitarnya. Adler melihat manusia dalam keadaan inferior ini melihat orang dewasa yang kuat dan serba lebih menyebabkan inferior yang later. Adler juga melihat adanya pengaruh situasi keluarga terhadap perkembangan pribadi seorang anak, antara lain untuk urutan dalam kelahiran, anak tunggal, anak bungsu mempunyai kepribadian yang khas. Demikian pula iklim keluarga mempengaruhi kepribadian seseorang. Pada usia yang sangat dini (4 atau 5 tahun) menurut Adler, anak sudah membentuk pedoman untuk hidup.
C. KONSEP KUNCI KEPRIBADIAN
Pokok-pokok teori Adler adalah:
1. Individualitas sebagai pokok persoalan
Setiap orang adalah suatu konfigurasi motif-motif, sifat-sifat serta nilai-nilai yang khas, tiap tindak yang dilakukan seseorang membawakan corak khas gaya kehidupan yang bersifat individual.
2. Pandangan Teloologis : Finalisme semu
Bahwa manusia hidup dengan berbagai macam cita-cita atau fikiran yang semata-mata bersifat semu, yang tidak ada buktinya atau pasangannya dalam realitas.
3. Dua Dorongan Pokok
Dalam diri manusia terdapat dua dorongan pokok, yang mendorong serta melatar belakangi segala tingkah lakunya, yaitu:
a. dorongan kemasyarakatan yang mendorong manusia bertindak yang mengabdi kepada masyarakat
b. dorongan keakuan, yang mendorong manusia bertindak yang mengabdi kepada aku sendiri.
4. Rasa Rendah dan Kompensasi
5. Dorongan Kemasyarakatan
Misalnya berwujud kapercisi, hubungan sosial, hubungan antar pribadi, mangikat diri dengan kelompok, dsb. Dorongan kemasyarakatan bermanfaat membantu masyarakat guna mendapat tujuan masyarakat yang sempurna.
6. Gaya hidup, le it linie
Adalah prinsip yang dipakai landasan untuk memahami tingkah laku seseorang. Inilah yang melatarbelakangi sifat khas seseorang.
7. Diri yang kreatif
Diri yang kreatif adalah penggerak utama, pegangan filsafat sebab pertama bagi semua tingkah laku.
Adler percaya bahwa apa yang terjadi pada diri seseorang individu di masa dewasa sangat dipengaruhi oleh enam tahun pertama kehidupan. Fokus Adler tidaklah sekedar pada menggali peristiwa di masa lalu, melainkan ia tertarik pada persepsi seseorang pada masa lalu dan bagaimana interpretasinya pada masa lalu itu memiliki pengaruh yang berkelanjutan. Adler memberikan tekanan pada penentuan suatu pilihan dan pertanggungjawaban, makna hidup, dan perjuangan untuk mencapai sukses atau kesempurnaan. Menurutnya manusia tidaklah sekedar ditentukan oleh keturunan dan lingkungan, melainkan oleh kemampuan mereka untuk mempengaruhi serta menciptakan peristiwa.
GAYA HIDUP
Gaya hidup adalah cara unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai tujuan khusus yang telah di tentukan orang itu dalam kehidupan tertentu di mana dia berada. Gaya hidup telah terbentuk pada usia 4 – 5 tahun. Gaya hidup tidak hanya di tentukan oleh kemampuan instrinsik dan lingkungan objektif, tetapi di bentuk oleh anak melalui pengamatannya.
Terutama, hidup ditentukan oleh inferioritas-inferioritas khusus yang dimiliki seseorang. Anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana adanya, tetapi di pengaruhi oleh prasangka dari minat dirinya. Gaya hidup tidak mungkin berubah. Ekspresi nyata dari gaya hidup mungkin berubah, tetapi dasar gayanya tetap sama, kecuali orang menyadari kesalahannya dan cara sengaja mengubah arah yang ditujunya. Ingatan orang mengenai masa kecilnya, sering dapat mengungkap asal muasal gaya hidupnya.
KEKUATAN KREATIF SELF
Self kreatif atau kekuatan ketiga yang paling menentukan tingkah laku, penggerak utama yang membawahi dua kekuatan dan konsep-konsep lain. Menurut Adler, keturunan memberi kemampuan tertentu dan lingkungan memberi kesan tertentu. Diri kreatif memberi arti kepada kehidupan, menciptakan tujuan meupun sarana untuk mencapainya.
Adler berpendapat, setiap orang memiliki kekuatan untuk bebas menciptakan gaya hidupnya sendiri-sendiri. Manusia itu sendiri yang bertanggung jawab tentang siapa dirinya dan bagaimana dia bertingkah laku. Manusia mempunyai kekuatan kreatif untuk mengontrol kehidupan dirinya, bertanggung tujuan finalnya, menentukan cara memperjuangkan mencapai tujuan itu dan menyumbang pengembangan minat sosial. Kekuatan diri kreatif itu membuat setiap manusia menjadi manusia bebas bergerak menuju tujuan terarah.
D. TUJUAN KONSELING
Tujuan konseling Adler meliputi mengurangi intensitas perasaan inferior, memperbanyak kebiasaan yang salah dalam memahami, mengubah tujuan hidup, perkembangan perasaan terhadap orang lain, meningkatkan aktivitas. Klien harus mencapat insight tentang kesalahan style of life mereka, menghadapi makanisme superioritas mereka dan memperbaiki minat sosial.
E. PERANAN KONSELOR DAN KLIEN
Konselor penganut aliran Alder memberi fokus pada aspek kognitif dari terapi. Mereka berasumsi bahwa klien akan merasa dan berperilaku lebih baik apabila mereka tahu apa yang salah dalam pemikiran mereka selama ini. Fungsi utama dari terapis adalah membuat penilaian yang komprehensif pada berfungsinya klien. Terapis mengumpulkan informasi tentang keluarga klien. Dari informasi ini terapis bisa mendapatkan perspektif mengenai wilayah utama dari sukses serta kegagalan. Klien dan juga pengaruh yang kritis telah memberikan unsur penunjang pada perincian di dunia ini yang oleh klien diputuskan untuk diambil. Konselor menggunakan kenang-kenangan pada masa dini sebagai alat diagnosis. Kenang-kenangan adalah yang berupa peristiwa tunggal dimasa anak-anak yang bisa kita alami kembali. Kenang-kenangan ini memberikan gambaran singkat tentang bagaimana kita melihat pada diri kita sendiri dan orang lain dan apa yang kita antisipasikan di masa depan. Setelah kenang-kenangan masa dini ini dirangkum dan diintepretasikan maka terapi pun mengidentifikasi beberapa dari sukses dan kekeliruan dalam hidup si klien. Tujuannya adalah untuk menyediakan titik tolak dalam usaha-usaha terapeutik.
Dengan cara perangkuman, dalam hal pembuatan penilaian diagnosis, maka terapis melakukan hal-hal sebagai berikut: mereka mengambil saripati pola utama yang nampak dalam kuesioner tentang gambaran kepribadian dasar klien. Setelah itu dengan jalan menginterpretasi kenang-kenangan dini merekapun memperoleh arti tentang pandangan hidup si klien sekarang. Aspek-aspek yang keliru dalam tujuan hidup klien di identifikasikan dengan membandingkan apa yang di yakini sekarang dan kerangka konsep interes sosial. Setelah proses itu selesai konselor dan kliennya memiliki sasaran terapi.
F. HUBUNGAN KONSELOR DAN KLIEN
Aliran Adler menganggap hubungan baik antara klien/terapis itu adalah yang keduanya berkedudukan sederajat yang didasari pad kerjasama, saling percaya, saling menghormati, saling menjaga rahasia, dan keselarasan sasaran. Sejak awal mula kegiatan konseling klien mulai memformulasikan rencana atau kontrak dengan merinci apa yang dimaui, rencana apa yang disusun untuk bisa sampai pada tempat yang dituju. Kontrak terapeutik menyatakan sasaran proses konseling dan memilah-milah tanggung jawab baik klien maupun terapis. Meskipun demikian, mengembangkan kontrak bukanlah tuntutan terapi aliran Adler.
Klien tidak dipandang sebagai penerima yang pasif melainkan anggota dari kelompok yang aktif dalam hubungannya dengan kelompok lain yang sederajat dimana tidak ada pihak yang berkedudukan lebih tinggi dan rendah. Adler menekankan pada hubungan face to face contact antara konselor dan klien. Adler menekankan hubungan antara faktor-faktor minat sosial dan faktor life style yang perlu dijadikan dasar dari terapi yang dilaksanakan. Proses terapi pada dasarnya adalah membantu klien agar sadar akan life style mereka yang unik.
Hubungan Pertolongan meliputi:
1. Membentuk dan memelihara hubungan yang baik dengan klien
2. Mengumpulkan data mengenai klien, agar mengetahui konsep style of life klien. Data tersebut yang berhubungan dengan pembentukan style of life pada usia muda, situasi keluarga, dan bagaimana klien mengekspresikan pengalaman-pengalaman tersebut sekarang, bagaimana hubungan kakak/adik kandung, demikian juga tentang mimpi-mimpinya.
3. Interpretasi, pengertian tentang style life klien diberitahukan kepada klien. Konselor mendengarkan reaksi klien.
4. Rekonstruksi aktif, konselor mengarahkan klien secara aktif terhadap alternatif-alternatif pemecahan mengenai masalah dirinya dan lingkungannya. Penyembuhan disebabkan oleh gambaran yang matang tentang dunianya.
5. Dalam hubungan yang face to face relation, dialog diusahakan suatu reedukasi (pendidikan kembali), proses sosialisasi seorang individu dan memperbaiki kepercayaan klien terhadap dirinya sendiri.
Proses konseling menurut Adler mempunyai 3 komponen:
1. Memperoleh pengertian mengenai life style khusus dari klien
2. Menjelaskan kepada klien dengan konselor tentang life style klien, mungkin nantinya klien akan menerima atau tidak. Individual Psychology yang penting mengarahkan klien dengan insight terhadap kondisi mereka. Penjelasan konselor harus sederhana, langsung dan jelas, sehingga klien merasakan dan mengerti.
3. Meningkatkan minat sosial klien dengan menyatakan bahwa mereka sama dengan orang lain. Konselor bertindak sebagai guru perantara dari diri dan tujuan-tujuan superiority klien dan peluasan kemasyarakatan dan minat sosial. Approach konseling menurut aliran ini, berasumsi bahwa klien salah dalam memahami life style dan kenyataan.
G. PROSES DAN TEHNIK KONSELING
1. Menciptakan Hubungan
Konselor aliran Adler bekerja dengan cara saling mengisi dan klien jadi menambah rasa pertanggung jawaban atas kehidupan mereka. Hubungan ini di dasari oleh rasa peduli, keterlibatan dan persahabatan yang mendalam. Kemajuan terapeutik hanya mungkin apabila tujuan konseling itu ditentukan dengan jelas dan apabila ada keserasian tujuan antara klien dan terapis. Agar bisa efektif maka proses terapeutik itu harus menangani isu pribadi yang oleh klien diakui sebagai signifikan dan inginkan untuk bisa dibahas dan bisa di ubah.
Selama proses permulaan ini hubungan dilakukan dengan jalan mendengarkan, memberi tanggapan, menunjukkan sikap, menghormati kapasitas klien untuk bisa berubah dan menunjukkan rasa antusiasme yang jujur. Apabila klien masuk dalam kegiatan terapi pada umumnya mereka tidka percaya bahwa mereka ada kemampuan untuk menangani tugas-tugas hidup. Terapis memberikan dukungannya yang merupakan obat penawar terhadap rasa putus asa dan patah semangat.
2. Menggali Dinamika Individual
Pada fase kedua penggalian klien ada tujuan ganda: memahami gaya hidup mereka dan melihat betapa itu semua mempengaruhi dia dalam menjalankan tugas yang dilakukan sekarang. Konselor memulai Penilaian Permulaannya dengan mencari perlakuan apa saja yang dikerjakan klien dalam berbagai aspek kehidupannya.
Aliran Adler menolong klien untuk menghubungkan perilaku masa lalu, masa kini dna masa depan. Agar bisa memiliki cita rasanya hidup klien, konselor dengan cermat memperhatikan perasaan, motif, keyakinan dan sasaran. Mereka menggali perasaan untuk bisa memahami motif, mengembangkan empati, dan meningkatkan kualitas hubungan terapeutik.
Aliran Adler memfokuskan pada penilaian gaya hidup yang secara sistematis berurusan dengan satu gambaran yang seksama tentang anggota-anggota keluarga asal klien, hubungan mereka dan keadaan mereka. Berdasarkan pendekatan wawancara yang dikembangkan oleh Adler dan Dreikurs, penilaian gaya hidup melibatkan:
1. Korstelasi keluarga
Untuk mengevaluasi kondisi-kondisi yang memperngaruhi pembentukan terhadap gaya hidup dan asumsi dasar.
2. Kenangan masa kecil
Peristiwa-peristiwa masa kecil yang di ingat jelas, serta kenangan yang spesifik ini mengungkapkan keyakinan dan kekeliruan dasar.
3. Mimpi
Adalah sebuah proyeksi dari apa yang sedang mengganggu pikirannya serta suasana hati seseorang.
4. Prioritas
Kefir melukiskan pada perilaku yang memantulkan 4 prioritas:
• Pribadi superior berjuang untuk bisa menjadi penting melalui kepemimpinan atau keberhasilan atau melalui jalan yang lain untuk membuatnya merasa superior.
• Pribadi pengontrol mencari jaminan untuk menghadapi cemoohan
• Pribadi penghindar memburu kenyamanan
• Pribadi penyenang bertujuan untuk menghindari penolakan dengan terus memburu persetujuan dan penerimaan.
5. Integrasi dan rangkuman
Salah satu tugas dari konselor yang penting adalah mengintegrasikan dan merangkum informasi yang telah dikumpulkan tentang konstelasi keluarga klien, kenangan pada usia dini, dan kekeliruan-kekeliruan dasar, dan juga aset yang dimilikinya. Rangkuman ini diberikan kepada klien dan dibahas dalam sesi dengan konselor dan klien secara bersama-sama mengahuskan lagi materi-mareti spesifik.
Mosak (1989) menulis bahwa gaya hidup dapat diterima sebagai mitologi personal. Mosak memberi daftar lima kekeliruan dasar:
1. Generalisasi berlebihan. “Di dunia ini tidak ada keadilan.”
2. Sasaran yang tidak benar atau tidak mungkin tercapai. “Saya harus menyenangkan hati setiap orang kalau saya ingin merasa dicintai orang.”
3. Persepsi yang keliru tentang hidup dan tuntutan hidup. “Saya rasakan hidup ini demikian susah.”
4. Tidak mau menerima adanya nilai mendasar yang ada dalam diri seseorang. “Pada dasarnya saya ini dungu, jadi saya anggap tidak ada orang yang mau melibatkan diri saya dalam segala hal.”
5. Nilai yang tidak benar. “Capailah puncak, biar ada orang lain yang menjadi korban dalam proses itu.”
6. Proses pemberian semangat
Proses pemberian semangat. Setelah penelitian gaya hidup selesai dilakukan, klien bisa dibangkitkan semangatnya untuk memeriksa persepsi keliru mereka, untuk mulai menantang kesimpulan yang mereka buat, dan membuat catatan tentang aset mereka, kekuatan yang mereka miliki, dan bakat mereka.
Oleh karena itu klien sering tidak mengenali/menerima adanya kualitas positif ini, salah satu tugas konselor adalah menolong mereka untuk mau berbuat seperti itu. Melalui proses pembangkitan semangat ini akhirnya klien mulai mau menerima kenyataan adanya kekuatan serta aset itu.
3. Memberi semangat untuk pemahaman
Terapi aliran Adler pada dasarnya berdifat suka mendukung, mereka juga bersikap konfrontif. Mereka tentang kliennya untuk mengembangkan mawas diri tentang tujuan yang keliru dan perilaku mengalahkan diri sendiri. Pemahaman tentang tujuan serta sasaran yang tersembunyi ada kemungkinan untuk muncul ke permukaan tidak hanya melalui pembangkitan semangat serta tantangan tetapi juga bisa lewat interpretasi yang diberikan pada waktu yang tepat yang dinyatakan sebagai hipotesa tentatif.
4. Menolong agar bisa berorientasi ulang
Tahap akhir dari proses terapeutik adalah tahap berorientasi pada tindakan yang disebut reorientasi dan reedukasi, atau mengetrapkan wawasan dalam praktek. Tahap ini memfokuskan pada menolong orang melihat alternative yang baru dan lebih fungsional. Klien didorong semangatnya dan sekaligus ditantang untuk mengembangkan keberanian mengambil resiko dan membuat perubahan-parubahan dalam hidupnya.
Tahapan Berorientasi
Tindakan langsung. Teknik yang dikenal dengan nama tindakan langsung melibatkan tindakan penenganan terhadap apa yang terjadi pada saat sesi konseling berlangsung.
Niat yang paradoksal. Adler telah merintis strategi paradoksal sebagai cara untuk mengubah perilaku. Teknik ini juga disebut “Penuntun Gejala” dan “antisugesti”
Menuang tuba di mangkuk susu klien. Konselor menentukan usaha itu dan imbalan dari suatu perilaku untuk kemudian memorakporandakannya dengan jalan mengurangi kemanfaatan perilaku itu di depan mata klien.
Menangkan diri sendiri. Dalam proses menagkap diri sendiri klien menjadi sadar bahwa ia berperilaku menghancurkan diri sendiri atau memiliki gagasan yangn irasional tetapi tidak melakukan usaha menyalahgunakan dirinya sendiri.
Menekan tombol. Teknik tekan tombol mencakup manyuruh klien membayangkan pengalaman ayng menyenangkan dan tidak menyenangkan secara bergantian kemudia menaruh perhatian pada perasaan ayng menyertai pengalaman itu.
Tidak ingin menjadi manusia cengeng. Klien pergi ke kegiatan konseling dengan berbekalan pola menakhlukkan diri sendiri yang dilakukannya sehari-hari.
Pemberian tugas serta komitmen. Dalam pengambilan lengkah konkrit untuk menyelesaikan problema, klien perlu menyediakan tugas dan berkomitmen dengan tugas-tugas itu.
Mengakhiri dan merangkum sesi. Membuat batas waktu suatu sesi, menutup sesi tanpa harus mematikan keinginan klien untuk melanjutkan ekplorasinya pada situasi isu, dan merangkum keterampilan yang harus dikuasai oleh konselor.
Penjelasan teknik dan prosedur terapi di atas dapat diringkas sebagai berikut ;
1. Menciptakan hubungan terapeutik yang tepat
2. Menggali dinamika psikologi yang ada dalam diri ki (analisis dan penilaian)
3. Membangunkan semangat pengembangan rasa memahami diri (wawasan diri)
4. Menolong ki menentukan pilihan-pilihan baru (reorientasi dan reedukasi)
Fase Menciptakan hubungan
- bekerja dengan cara saling mengisi antara ko dan ki, utk menambah rasa tanggung jawab atas kehidupan ki.
- Terapis sbg manusia dan sahabat ki, ki menggunakan ko sbg tempat bertanya dan minta pertolongan bila diperlukan
- Terapi sebagai hubungan kemitraan di mana masing-masing bekerja demi kebaikan ki
- Kemajuan terapeutik bisa terjadi bila ada tujuan yang jelas, ada keserasian tujuan antara ko dan ki.
- Keefektifan ditentukan apabila terapi menangani isu pribadi yang diakui oleh ki signifikan dan diinginkan utk dibahas dan diubah
- Cara menciptakan hubungan, ki ditolong ko agar menyadari aset kekuatan yang dimilikinya, bukan menangani kekurangannya serta kewajiban yang harus diembannya.
- Fokus terapis adalah dimensi positif dan menggunakan dorongan semangat serta dukungan
- Fase permulaan, mendengarkan, memberi tanggapan, menunjukkan sikap apresiasi thd ki utk bisa berubah, dan antusiasme yang jujur.
- Apa yang menyebabkan anda sudi untuk menemui saya?, Apa yang anda perbuat selama ini dalam menangani problem anda?, sejauhmana perbedaan antara anda memiliki problem ini dan anda tidak memiliki problem ini?, Apa yang anda harapkan dari keerjasama kita nanti?
Fase Menggali Dinamika Individu
- ada dua tujuan ganda : (1) memahami gaya hidup ki dan (2) melihat betapa problem tsb mempengaruhi ki dalam menjalankan rutinitas kehidupannya sehari-hari saat ini.
- Memulai dengan mencari perilaku apa saja yang dikerjakan ki dalam berbagai aspek kehidupannya. Ko menyediakan perspektif dan jangkauan yang lebar yang menyebabkan ki dapat melihat dunianya dengan cara lain. Menghubungkan antara peilaku lalu, kini, dan akan datang.
- Menilai gaya hidup yang secara sistematis berhubungan dengan gambaran yang seksama ttg anggauta keluarga, hubungan mereka, dan keadaan mereka.
- Eksplorasi tentang bgmn ki berfungsi dalam kaitannya dengan tugas hidup
- Apa anda merasa puas manakala berhubungan dengan orang di sekitar anda? Apakah anda bisa ikut memiliki dan bisa diterima di kalangan anda berada? Apakah anda memiliki kepedulian khusus dalam hubungan anda dengan lawan jenis?
- Ko sebagai “Psychologist Explorator“, melihat perjalanan sepanjang masa ki baik yang sedang terjadi, telah terjadi, atau yang akan dan mungkin terjadi.
- Hal tersebut dengan melihat konstelasi keluarga, kenangan masa kecil, mimpi, pioritas, integrasi dan rangkuman, dan proses pemberian semangat.
Fase Memberi Semangat untuk Pemahaman
- pada dasarnya memiliki sifat pendukung, tapi kadang konfrotatif
- ko menantang ki utk mengembangkan wawasan diri ttg tujuan yang keliru dn perilaku mengalahkan diri sendiri
- pemahaman dijadikan sebagai langkah menuju perubahan, tkanan pada “tahu diri“ yang menjadikan perbuatan menjadi konstruktif. Jangan lupa interpretasi, ramalan2, da antisipasi yang timbul dri kehendak seseorang.
Fase Menolong agar Bisa Berorientasi Ulang
- merupakan tahap akhir, orientasi pada tindkan yang disebut REORIENTASI atau REEDUKASI, atau mengetrapkan wawasan dalam tataran praktik.
- Fokus pada melihat alternatif baru yang lebih fungsional.
- Ki didorong semangatnya sekaligus ditantang mengembangkan keberaniannya mengmbil resiko dan membuat perubahan dalam hidupnya.
Teknik
- Tindakan langsung.
- Niat parad oksal.
- Berandai-andai
- Menuang tuba ke dalam mangkuk susu ki.
- Menangkap diri sendiri
- Menekan tombol
- Tidak meu menjadi anak cengeng
- Menyediakan tugas dan komitmen
- mengakhiri dan merangkum
H. APLIKASI TEORI ADLER
APLIKASI PADA PENDIDIKAN
Adler ada minat yang mendalam pada pengetrapan gagasannya pada pendidikan, terutama dalam mencari jalan untuk mengobati gaya hidup yang keliru dari pelajar. Dia memulai suatu proses untuk bekerja dengan siswa dalam kelompok dan untuk mendidik orang tua dan guru. Dengan membekali guru dengan cara-cara untuk mencegah dan membetulkan kesalahan dasar dari anak-anak, ia mencari untuk mempromosikan minat sosial dan kesehatan mental pada anak-anak, ia mencari dan mempromosikan minat sosial dan kesehatan mental pada anak-anak. Di sekolah, program akademik anak-anak diindividualisasikan dengan siswa diberi peluang untuk memilih bidang studi mereka. Kurikulum terdiri dari program akademik tradisional, program sosialisasi dan program kreatif.
APLIKASI PADA PENDIDIKAN ORANG TUA
Orang tua diajarkan tentang prinsip dasar tentang perilaku dari Adler yang bisa dipraktekkan di rumah. Topik permulaan mencakup pemahaman tentang tujuan dari kenakalan anak-anak, belajar mendengarkan, menolong anak-anak agar bisa menerima konsekuensi dari perilakunya, mengadakan pertemuan keluarga dan menggunakan dorongan semangat.
APLIKASI PADA KONSELING PERKAWINAN
Terapi perkawinan aliran Adler dirancang untuk menilai apa yang dipercayai oleh pasangan suami istri dan perilakunya bersamaan dengan mendidik mereka dengan cara yang efektif untuk bisa mencapai sasaran mereka.
Beberapa butir dari teknik ini adalah mendengarkan, menceritakan kembali, memberikan umpan balik, mengadakan musyawarah, mengerjakan pekerjaan rumah. Dalam konseling perkawinan dan pendidikan perkawinan pasangan di ajar teknik yang spesifik yang dapat memacu komunikasi dan kerjasama.
APLIKASI PADA KONSELING KELUARGA
Suasana dalam keluarga adalah ikloim yang mewarnai hubungan antara orang tua dan sikap mereka terhadap hidup, peran seks, kerja sama, menangani konflik, pertanggungjawab. Mereka yang mempraktekkan terapi keluarga aliran Adler berusaha untuk memahami sasaran, keyakinan, dan perilaku setiap anggota keluarga sebagai suatu kesatuan sesuai dengan haknya.
APLIKASI PADA TUGAS KELOMPOK
Pada tahun 1921 Adler dan kawan-kawannya sudah menggunakan pendekatan kelompok di pusat bimbingan pada anak-anak. Dreikurs, seorang rekannya, mengembangkan dan mempopulerkan karya Adler dengan menangani kelompok dan menggunakan psikoterapi kelompok dalam praktek privatnya selama 40 tahun. Meskipun ia memperkenalkan terapi kelompok dalam praktek psikiatrinya sebagai cara untuk menghemat waktu. Segera ia temukan beberapa sifat unik dari kelompok yang menjadikannya suatu cara yang efektif untuk menolong orang agar bisa berubah.
KEADAAN KELUARGA
Dalam terapi Adler hampir selalu menanyai kliennya mengenai keadaan keluarga, yakni urusan kelahiran, jenis kelamin dan usia saudara-saudara sekandung. Bahasan mengenai keluarga dapat dijadikan pertimbangan bagi orang tua dalam mengasuh anak-anaknya. Adler mengembangkan teori urutan lahir, didasarkan pada keyakinannya bahwa keturunan, lingkungan dan kreativitas individual bergabung menentukan kepribadian. Dalam sebuah keluarga, setiap anak lahir dengan unsur genetik yang berbeda masuk ke dalam seting sosial yang berbeda dan anak-anak itu menginterpretasi situasi dengan cara yang berbeda. Karena itu penting untuk melihat urutan kelahiran (anak pertama, kedua, dan seterusnya) dan perbedaan cara orang menginterpretasi pengalamannya.
PSIKOTERAPI
Menurut Adler, psikopatologi merupakan akibat dari kurangnya keberanian, perasaan inferior yang berlebihan dan minat sosial yang kurang berkembang. Jadi tujuan utama psikoterapinya adalah meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan inferior, dan mendorong berkembangnya minat sosial. Tugas ini tidak mudah karena klien kurang berjuang untuk mempertahankan keadaannya sekarang, yang dipandangnya menyenangkan.
Adler yakin bahwa siapapun dapat mengerjakan apa saja. Keturunan memang sering membatasi kemampuan seseorang, dalam hal ini sesungguhnya yang penting bukan kemampuan, tetapi bagaimana orang memakai kemampuan itu. Melalui humor dan kehangatan Adler berusaha meningkatkan keberanian, harga diri dan sosial interes klien. Menurutnya, sikap hangat dan melayani dari terapis mendorong klien untuk mengembangkan minat sosial di tiga masalah kehidupan. Cinta/seksual, persahabatan dan pekerjaan.
MENGGALI MASA LALU
Walaupun Adler percaya bahwa menggali ingatan memberi petunjuk untuk memahami gaya hidup pasiennya, dia tidak menganggap keduanya (ingatan dengan gaya hidup) mempunyai hubungan sebab akibat. Apakah ingatan pengalaman itu berhubungan dengan realita obyekif atau fantasi, itu tidak penting. Orang merekonstruksi kejadian yang pernah dialaminya sehingga konsisten dengan tema atau pola yang berlangsung selama hidupnya.
Menurut Adler ingatan masa lalu seseorang selalu konsisten dengan gaya hidup orang itu sekarang, dan pandangan subjektif orang itu terhadap pengalaman masa lalunya menjadi petunjuk untuk memahami tujuan final dan gaya hidupnya. Pengalaman masa lalu tidak menentukan gaya hidup sekarang, tetapi gaya hidup sekaranglah yang membentuk ingatan masa lalu. Jadi kalau gaya hidup sekarang dapat diubah, model peristiwa masa lalu yang di ingatkan pun akan berubah pula.
MIMPI
Bagi Adler mimpi adalah usaha dari ketidaksadaran untuk menciptakan suasana hati atau keadaan emosional sesudah bangun nanti, yang bisa memaksa si pemimpi melakukan kegiatan yang semula tidak dikerjakan. Adler memandang mimpi sekedar alat untuk mencapai tujuan, suatu paertahanan emosional yang membuat orang menghidupkan apa yang ada di dalam pikirannya. Ketika pemimpi tidak memiliki alasan saklar dan logis mengenai suatu kegiatan, mereka menciptakan mimpi yang akan menghilangkan perasaan-perasaan mengenai kegiatan yang tidak ada alasan logisnya itu, mendorong tingkah laku yang semula dilakukan dengan ragu-ragu.
I. SUMBANGAN PENDEKATAN ALIRAN ADLER
Sumbangan aliran Adler utama telah dilakukan dalam kawasan-kawasan sebagai berikut pendidikan dasar, kelompok konsultasi dengan guru, kelompok pendidikan orang tua, konseling perkawinan dan konseling keluarga. Pengaruh Adler meluas lagi ke gerakan kesehatan masyarakat yang mencakup juga penggunaan tenaga profesional dan pendekatan tim.
Meskipun pendekatan aliran Adler disebut psikologi individual, fokusnya adalah pada seseorang dalam konteks sosial. Minat aliran Adler menolong orang lain, dalam hal minat sosial, dalam hal rasa menjadi bagian dari suatu kelompok, dan dalam semangat kolektif cocok sekali dengan didtem nilai dari banyak kelompok etnik.
J. KRITIK TERHADAP PENDEKATAN ALIRAN ADLER
Adler sadar akan keterbatasan waktu yang dimilikinya dan iapun harus memilih antara mengabdikan dirinya dalam usaha memformalkan teorinya dan mengajarkan orang lain tentang konsep dasar dari psikologi individual. Yang diprioritaskan adalah berpraktek dan mengajar dan bukan mengorganisir serta menyajikan teori yang terdefinisi baik serta sistematik. Oleh karena itu gaya penulisannya sering kali susah diikuti. Banyak gagasannya yang sedikit longgar dan terlalu di sederhanakan.
Meskipun psikologi individu telah mengalami perkembangan lanjutan, serta pembenahan, banyak formulasi asli dari Adler di paparkan sedemikian rupa hingga hipotesis dasarnya susah untuk di validkan secara empirik. Beberapa dari konsep dasarnya bersifat global dan susah untuk didefinisikan, seperi misalnya pernyataan tentang pergulatan untuk mencapai superioritas, kekuatan kreatif dari pribadi dan kompleks inferioritas. Adler di kritik karena mendasari sebagian besar dari pendekatannya dengan psikologi secara umum dan karena terlalu menyederhanakan konsep yang kompleks.
K. KETERBATASAN DARI SEGI PERSPEKTIF MULTIKULTURAL
Bagi klien dengan problema yang mendesak, yang menginginkan penyelesaian seperti terapi aliran Adler menyebabkan adanya kesulitan. Klien macam itu mungkin hanya sedikit saja minatnya untuk mengeksplorasi masa kanak-kanak dini mereka, kenangan masa awal kehidupannya ataupun dinamika dalam kaluarga mereka. Melainkan mereka cenderung untuk memandang konselor sebagai seorang “pakar” yang mau memberi mereka jawaban yang spesifik terhadap problema yang mereka hadapi. Mungkin tidak mereka lihat gunanya sma sekali untuk melihat sampai mendekati tentang perkembangan gaya hidup mereka. Meskipun terapis punya keahlian dalam masalah problema kehidupan, mereka bukanlah ahli menyelesaikan problem orang lain. Meskipun demikian banyak klien yang datang ke kegiatan konseling, dengan harapan terapis bisa memberi mereka suatu penyelesaian terhadap masalah mereka.
Beberapa kritik yang disampaikan kepada psikologi individual antara lain:
(1) Terlalu banyak menekankan pada tilikan intelektual dalam upaya perubahan.
(2) Penekanan yang berlebihan pada pengalaman, nilai, dan minat subyektif sebagai penentu perilaku.
(3) Meminimalkan faktor biologis dan riwayat masa lalu
(4) Terlalu banyak menekankan tanggung jawab pada ketrampilan diagnostik konselor.
Sementara itu kontribusi psikologi individual, antara lain:
(1) Keyakinan yang optimistik bahwa setiap orang dapat berubah, dapat mencapai sesuatu, arah evaluasi manusia bersifat positif.
(2) Penekanan hubungan konseling sebagai suatu media untuk mengubah klien.
(3) Menekankan bahwa masyarakat tidak sakit atau salah, akan tetapi manusianya yang sakit atau salah
(4) Menekankan bahwa kekuatan sebagai pusat pendorong perilaku.
Alfred adler lahir di pinggiran Wina pada tanggal 7 februari 1870 sebagai anak ke tiga dari seseorang pengusaha yahudi, sewaktu kecil, Alfred adler sering sakit-sakitan sehingga ia baru bisa berjalan pada usia empat tahun. Ketika berusia lima tahun, dia nyaris tewas akibat pneumonia. Pada usia inilah dia memutuskan untukjadi seorang fisikawan.
Saat sekolah Alfred adler adalah seorang anak dengan kemampuan rata-rata dan menyenangi permainan diluar ruangan dari pada berdiam diri diruang kelas. dia sering keluar rumah, dikenal luas teman-temannya dan aktif. Salah satu penyebab dia terkenal diantara teman-temannya adalah karena dia ingin menyaingi kakaknya, Sigmund.
Adler menerima ijasah kedokteran dari Universitas of Vienna pada tahun 1895. selama kuliah, dia bergabung dengan mahasiswa-mahasiswa sosialis, dan disinilah dia berkenalan dengan gadis yang kelak jadi istrinya, Raissa Timofeyewna Epstein. Raissa adalah seorang gadis pintar dan aktivis social yang dating dari Rusia untuk belajar di Wina. Mereka menikah pada tahun 1987 dan di karuniai empat orang anak, 2 diantaranya kemudian menjadi psikiatris.
Adler memulai karirnya sebagai seorang optomologis, tetapi kemudian beralih pada praktik umum biasa dan membuka praktek bagi masyarakat bawah di wina,
tepatya di dekat prader sebuah tempat percampuran antara teman bermain dan sirkus. Para klienya termasuk anggota kelompok sirkus. Kekuatan dan kelemahan anggota sirkus inilah yang membuatya bisa menyetuskan konsep tentang inferioritas organ dan konpensansi.
Adler kemudian beralih pada psikiatri dan pada tahun 1907 dia bergabung pada kelompok diskusi freud. Setelah menulis beberapa makalah tentang inferioritas organik, yang sedikit sejalan dengan pendapat freud, maka untuk pertama kalinya dia menulis makalah tentang insting perusak yang tidak di sepakati Freud secara metaforis, bukan secara harfiah sebagaimana yang dimangsut Freud.
Walaupun freud mengangkat Adler sebagai presiden Viennese Analytic Society dan ko-editor pada penerbit berkala organisasi ini, Adler tetap mengkritik pandangan Freud. Perdebatan antara penduduk Freud pun diadakan, tetapi acara ini berakhir dengan keluarya Adler dan 9 orang anggota lainya dari organisasi ini dan mendirikan The Society For Psychoanalysis pada tahun 1911. Tahun berikutnya, organisasi ini berubah menjadi The Society for In dividual Psychology.
Selama perang Dunia I, Alfred Adler bertugas sebagai fisikawan dalam Angkatan Bersenjata Australi, yang tugas awalnya berada digaris depan yang berbatasan dengan Rusia dan kemudian di rumah sakit anak-anak. Dia dia telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri seperti apa akibat buruk peperangan, dan inilah dan membawa pemikiranya kearah konsep kepentingan social. Dia berpendapat bahwa kala kemanusiaan masih ingn dipertahankan, manusia harus mengubah cara hidupnya.
Setelah perang usai, Alfred Adler terlibat dalam berbagai peroyek, termasuk klinik-klinik yang didiriokan di sekolah-sekolah negri dan melatih para guiru. Tahun 1926, dia pergi ke Amerika serikat untuk mengajar dan menerima jabatan sebagai professor tamu di Long Island Colleg of Medicine. Tahu 1934, dia dan keluarganya meninggalkan Wina untuk selama-lamanya.
Alfred Adler pada mulanya adalah seorang anggota psikoanalisis lalu memisahkan diri dari Freud, karena tidak setuju dengan konsep psikoanalisis, Adler membentuk aliran baru yang dinamakan individual psychology sebagai suatu sistem yang komparatif dalam memahami individu dalam kaitannya dengan lingkungan sosial. Adler tidak setuju dengan konsep dorongan seks sebagai satu-satunya dorongan yang utama dalam kehidupan manusia.
B. HAKEKAT MANUSIA
Menurut Adler manusia tidak dapat dibagi-bagi menjadi bagian-bagian, manusia sebagai suatu keseluruhan, dan sebagai suatu kesatuan yang unik. Adler mengemukakan bahwa motif utama yang merupakan dorongan hidup adalah superioritas dan kekuatan. Adler melihat bahwa kejantanan (masculine) adalah identik dengan superioritas sedangkan kewanitaan (feminin) adalah interioritas. Sesuai dengan dorongannya untuk hidup maka baik pria maupun wanita menuju superioritas. Alasan utamanya karena manusia pada saat dilahirkan dalam keadaan interioritas dalam keadaan lemah, perlu bantuan orang lain dan hidupnya tergantung pada orang di sekitarnya. Adler juga melihat adanya pengaruh situasi keluarga terhadap perkembangan pribadi seorang anak, antara lain urutan dalam kelahiran, anak tunggal, anak bungsu, mempunyai kepribadian yang khas. Demikian pula iklim keluarga mempengaruhi kepribadian seseorang. Pada usia yang sangat dini (4 atau 5) tahun menurut Adler anak sudah membentuk pedoman untuk hidup (life style) yang relatif tetap.
Menurut Adler masalah hidup selalu bersifat sosial. Fungsi hidup sehat bukan hanya mencintai dan berkarya tetapi juga merasakan kebersamaan dengan orang lain dan memperdulikan kesejahteraan mereka. Manusia dimotivasi oleh dorongan sosial, bukan dorongan seksual. Cara orang memuaskan kebutuhan seksual ditentukan oleh gaya hidupnya, bukan sebaliknya dorongan seks yang mengatur tingkah laku. Dorongan sosial adalah sesuatu yang di bawa sejak lahir, meskipun kekhususan hubungan hubungan dengan orang dan pranata sosial ditentukan oleh pengalaman bergaul dengan masyarakat.
Bagi Adler, manusia itu lahir dalam keadaan tubuh yang lemah, tak berdaya. Kondisi ketidakberdayaan itu menimbulkan ketergantungan kepada orang lain. Psikologi individual memandang individu sebagai makhluk yang saling tergantung secara sosial. Perasaan bersatu dengan orang lain (interes sosial) ada sejak manusia dilahirkan dan menjadi syarat utama kesehatan jiwa. Rincian pokok teori Adler mencakup enam hal berikut:
1. Satu-satunya kekuatan dinamik yang melatar belakangi aktivitas manusia adalah perjuangan untuk sukses.
2. Persepsi subyektif individu membentuk tingkah laku dan kepribadian.
3. Semua fenomena psikologis disatukan di dalam diri individu dalam bentuk self.
4. Manfaat dari aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang interes sosial.
5. Semua potensi manusia di kembangkan sesuai dengan gaya hidup.
6. Gaya hidup dikembangkan melalui kekuatan kreatif individu.
Menurut Adler manusia tidak dapat dibagi-bagi menjadi bagian-bagian, manusia sebagai suatu keseluruhan, dan seabgai suatu kesatuan yang unik. Adler mengemukakan bahwa motiv utama yang merupakan dorongan hidup adalah superioritas dan kekuatan. Adler melihat bahwa kejantanan adalah identik dengan superioritas sedang kewanitaan adalah inferioritas. Sesuai dengan dorongannya untuk hidup maka baik pria maupun wanita menuju superioritas. Alasan utamanya karena manusia pada saat dilahirkan dalam keadaan inferioritas, dalam keadaan lemah, perlu bantuan orang lain dan hidupnya tergantung pada orang disekitarnya. Adler melihat manusia dalam keadaan inferior ini melihat orang dewasa yang kuat dan serba lebih menyebabkan inferior yang later. Adler juga melihat adanya pengaruh situasi keluarga terhadap perkembangan pribadi seorang anak, antara lain untuk urutan dalam kelahiran, anak tunggal, anak bungsu mempunyai kepribadian yang khas. Demikian pula iklim keluarga mempengaruhi kepribadian seseorang. Pada usia yang sangat dini (4 atau 5 tahun) menurut Adler, anak sudah membentuk pedoman untuk hidup.
C. KONSEP KUNCI KEPRIBADIAN
Pokok-pokok teori Adler adalah:
1. Individualitas sebagai pokok persoalan
Setiap orang adalah suatu konfigurasi motif-motif, sifat-sifat serta nilai-nilai yang khas, tiap tindak yang dilakukan seseorang membawakan corak khas gaya kehidupan yang bersifat individual.
2. Pandangan Teloologis : Finalisme semu
Bahwa manusia hidup dengan berbagai macam cita-cita atau fikiran yang semata-mata bersifat semu, yang tidak ada buktinya atau pasangannya dalam realitas.
3. Dua Dorongan Pokok
Dalam diri manusia terdapat dua dorongan pokok, yang mendorong serta melatar belakangi segala tingkah lakunya, yaitu:
a. dorongan kemasyarakatan yang mendorong manusia bertindak yang mengabdi kepada masyarakat
b. dorongan keakuan, yang mendorong manusia bertindak yang mengabdi kepada aku sendiri.
4. Rasa Rendah dan Kompensasi
5. Dorongan Kemasyarakatan
Misalnya berwujud kapercisi, hubungan sosial, hubungan antar pribadi, mangikat diri dengan kelompok, dsb. Dorongan kemasyarakatan bermanfaat membantu masyarakat guna mendapat tujuan masyarakat yang sempurna.
6. Gaya hidup, le it linie
Adalah prinsip yang dipakai landasan untuk memahami tingkah laku seseorang. Inilah yang melatarbelakangi sifat khas seseorang.
7. Diri yang kreatif
Diri yang kreatif adalah penggerak utama, pegangan filsafat sebab pertama bagi semua tingkah laku.
Adler percaya bahwa apa yang terjadi pada diri seseorang individu di masa dewasa sangat dipengaruhi oleh enam tahun pertama kehidupan. Fokus Adler tidaklah sekedar pada menggali peristiwa di masa lalu, melainkan ia tertarik pada persepsi seseorang pada masa lalu dan bagaimana interpretasinya pada masa lalu itu memiliki pengaruh yang berkelanjutan. Adler memberikan tekanan pada penentuan suatu pilihan dan pertanggungjawaban, makna hidup, dan perjuangan untuk mencapai sukses atau kesempurnaan. Menurutnya manusia tidaklah sekedar ditentukan oleh keturunan dan lingkungan, melainkan oleh kemampuan mereka untuk mempengaruhi serta menciptakan peristiwa.
GAYA HIDUP
Gaya hidup adalah cara unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai tujuan khusus yang telah di tentukan orang itu dalam kehidupan tertentu di mana dia berada. Gaya hidup telah terbentuk pada usia 4 – 5 tahun. Gaya hidup tidak hanya di tentukan oleh kemampuan instrinsik dan lingkungan objektif, tetapi di bentuk oleh anak melalui pengamatannya.
Terutama, hidup ditentukan oleh inferioritas-inferioritas khusus yang dimiliki seseorang. Anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana adanya, tetapi di pengaruhi oleh prasangka dari minat dirinya. Gaya hidup tidak mungkin berubah. Ekspresi nyata dari gaya hidup mungkin berubah, tetapi dasar gayanya tetap sama, kecuali orang menyadari kesalahannya dan cara sengaja mengubah arah yang ditujunya. Ingatan orang mengenai masa kecilnya, sering dapat mengungkap asal muasal gaya hidupnya.
KEKUATAN KREATIF SELF
Self kreatif atau kekuatan ketiga yang paling menentukan tingkah laku, penggerak utama yang membawahi dua kekuatan dan konsep-konsep lain. Menurut Adler, keturunan memberi kemampuan tertentu dan lingkungan memberi kesan tertentu. Diri kreatif memberi arti kepada kehidupan, menciptakan tujuan meupun sarana untuk mencapainya.
Adler berpendapat, setiap orang memiliki kekuatan untuk bebas menciptakan gaya hidupnya sendiri-sendiri. Manusia itu sendiri yang bertanggung jawab tentang siapa dirinya dan bagaimana dia bertingkah laku. Manusia mempunyai kekuatan kreatif untuk mengontrol kehidupan dirinya, bertanggung tujuan finalnya, menentukan cara memperjuangkan mencapai tujuan itu dan menyumbang pengembangan minat sosial. Kekuatan diri kreatif itu membuat setiap manusia menjadi manusia bebas bergerak menuju tujuan terarah.
D. TUJUAN KONSELING
Tujuan konseling Adler meliputi mengurangi intensitas perasaan inferior, memperbanyak kebiasaan yang salah dalam memahami, mengubah tujuan hidup, perkembangan perasaan terhadap orang lain, meningkatkan aktivitas. Klien harus mencapat insight tentang kesalahan style of life mereka, menghadapi makanisme superioritas mereka dan memperbaiki minat sosial.
E. PERANAN KONSELOR DAN KLIEN
Konselor penganut aliran Alder memberi fokus pada aspek kognitif dari terapi. Mereka berasumsi bahwa klien akan merasa dan berperilaku lebih baik apabila mereka tahu apa yang salah dalam pemikiran mereka selama ini. Fungsi utama dari terapis adalah membuat penilaian yang komprehensif pada berfungsinya klien. Terapis mengumpulkan informasi tentang keluarga klien. Dari informasi ini terapis bisa mendapatkan perspektif mengenai wilayah utama dari sukses serta kegagalan. Klien dan juga pengaruh yang kritis telah memberikan unsur penunjang pada perincian di dunia ini yang oleh klien diputuskan untuk diambil. Konselor menggunakan kenang-kenangan pada masa dini sebagai alat diagnosis. Kenang-kenangan adalah yang berupa peristiwa tunggal dimasa anak-anak yang bisa kita alami kembali. Kenang-kenangan ini memberikan gambaran singkat tentang bagaimana kita melihat pada diri kita sendiri dan orang lain dan apa yang kita antisipasikan di masa depan. Setelah kenang-kenangan masa dini ini dirangkum dan diintepretasikan maka terapi pun mengidentifikasi beberapa dari sukses dan kekeliruan dalam hidup si klien. Tujuannya adalah untuk menyediakan titik tolak dalam usaha-usaha terapeutik.
Dengan cara perangkuman, dalam hal pembuatan penilaian diagnosis, maka terapis melakukan hal-hal sebagai berikut: mereka mengambil saripati pola utama yang nampak dalam kuesioner tentang gambaran kepribadian dasar klien. Setelah itu dengan jalan menginterpretasi kenang-kenangan dini merekapun memperoleh arti tentang pandangan hidup si klien sekarang. Aspek-aspek yang keliru dalam tujuan hidup klien di identifikasikan dengan membandingkan apa yang di yakini sekarang dan kerangka konsep interes sosial. Setelah proses itu selesai konselor dan kliennya memiliki sasaran terapi.
F. HUBUNGAN KONSELOR DAN KLIEN
Aliran Adler menganggap hubungan baik antara klien/terapis itu adalah yang keduanya berkedudukan sederajat yang didasari pad kerjasama, saling percaya, saling menghormati, saling menjaga rahasia, dan keselarasan sasaran. Sejak awal mula kegiatan konseling klien mulai memformulasikan rencana atau kontrak dengan merinci apa yang dimaui, rencana apa yang disusun untuk bisa sampai pada tempat yang dituju. Kontrak terapeutik menyatakan sasaran proses konseling dan memilah-milah tanggung jawab baik klien maupun terapis. Meskipun demikian, mengembangkan kontrak bukanlah tuntutan terapi aliran Adler.
Klien tidak dipandang sebagai penerima yang pasif melainkan anggota dari kelompok yang aktif dalam hubungannya dengan kelompok lain yang sederajat dimana tidak ada pihak yang berkedudukan lebih tinggi dan rendah. Adler menekankan pada hubungan face to face contact antara konselor dan klien. Adler menekankan hubungan antara faktor-faktor minat sosial dan faktor life style yang perlu dijadikan dasar dari terapi yang dilaksanakan. Proses terapi pada dasarnya adalah membantu klien agar sadar akan life style mereka yang unik.
Hubungan Pertolongan meliputi:
1. Membentuk dan memelihara hubungan yang baik dengan klien
2. Mengumpulkan data mengenai klien, agar mengetahui konsep style of life klien. Data tersebut yang berhubungan dengan pembentukan style of life pada usia muda, situasi keluarga, dan bagaimana klien mengekspresikan pengalaman-pengalaman tersebut sekarang, bagaimana hubungan kakak/adik kandung, demikian juga tentang mimpi-mimpinya.
3. Interpretasi, pengertian tentang style life klien diberitahukan kepada klien. Konselor mendengarkan reaksi klien.
4. Rekonstruksi aktif, konselor mengarahkan klien secara aktif terhadap alternatif-alternatif pemecahan mengenai masalah dirinya dan lingkungannya. Penyembuhan disebabkan oleh gambaran yang matang tentang dunianya.
5. Dalam hubungan yang face to face relation, dialog diusahakan suatu reedukasi (pendidikan kembali), proses sosialisasi seorang individu dan memperbaiki kepercayaan klien terhadap dirinya sendiri.
Proses konseling menurut Adler mempunyai 3 komponen:
1. Memperoleh pengertian mengenai life style khusus dari klien
2. Menjelaskan kepada klien dengan konselor tentang life style klien, mungkin nantinya klien akan menerima atau tidak. Individual Psychology yang penting mengarahkan klien dengan insight terhadap kondisi mereka. Penjelasan konselor harus sederhana, langsung dan jelas, sehingga klien merasakan dan mengerti.
3. Meningkatkan minat sosial klien dengan menyatakan bahwa mereka sama dengan orang lain. Konselor bertindak sebagai guru perantara dari diri dan tujuan-tujuan superiority klien dan peluasan kemasyarakatan dan minat sosial. Approach konseling menurut aliran ini, berasumsi bahwa klien salah dalam memahami life style dan kenyataan.
G. PROSES DAN TEHNIK KONSELING
1. Menciptakan Hubungan
Konselor aliran Adler bekerja dengan cara saling mengisi dan klien jadi menambah rasa pertanggung jawaban atas kehidupan mereka. Hubungan ini di dasari oleh rasa peduli, keterlibatan dan persahabatan yang mendalam. Kemajuan terapeutik hanya mungkin apabila tujuan konseling itu ditentukan dengan jelas dan apabila ada keserasian tujuan antara klien dan terapis. Agar bisa efektif maka proses terapeutik itu harus menangani isu pribadi yang oleh klien diakui sebagai signifikan dan inginkan untuk bisa dibahas dan bisa di ubah.
Selama proses permulaan ini hubungan dilakukan dengan jalan mendengarkan, memberi tanggapan, menunjukkan sikap, menghormati kapasitas klien untuk bisa berubah dan menunjukkan rasa antusiasme yang jujur. Apabila klien masuk dalam kegiatan terapi pada umumnya mereka tidka percaya bahwa mereka ada kemampuan untuk menangani tugas-tugas hidup. Terapis memberikan dukungannya yang merupakan obat penawar terhadap rasa putus asa dan patah semangat.
2. Menggali Dinamika Individual
Pada fase kedua penggalian klien ada tujuan ganda: memahami gaya hidup mereka dan melihat betapa itu semua mempengaruhi dia dalam menjalankan tugas yang dilakukan sekarang. Konselor memulai Penilaian Permulaannya dengan mencari perlakuan apa saja yang dikerjakan klien dalam berbagai aspek kehidupannya.
Aliran Adler menolong klien untuk menghubungkan perilaku masa lalu, masa kini dna masa depan. Agar bisa memiliki cita rasanya hidup klien, konselor dengan cermat memperhatikan perasaan, motif, keyakinan dan sasaran. Mereka menggali perasaan untuk bisa memahami motif, mengembangkan empati, dan meningkatkan kualitas hubungan terapeutik.
Aliran Adler memfokuskan pada penilaian gaya hidup yang secara sistematis berurusan dengan satu gambaran yang seksama tentang anggota-anggota keluarga asal klien, hubungan mereka dan keadaan mereka. Berdasarkan pendekatan wawancara yang dikembangkan oleh Adler dan Dreikurs, penilaian gaya hidup melibatkan:
1. Korstelasi keluarga
Untuk mengevaluasi kondisi-kondisi yang memperngaruhi pembentukan terhadap gaya hidup dan asumsi dasar.
2. Kenangan masa kecil
Peristiwa-peristiwa masa kecil yang di ingat jelas, serta kenangan yang spesifik ini mengungkapkan keyakinan dan kekeliruan dasar.
3. Mimpi
Adalah sebuah proyeksi dari apa yang sedang mengganggu pikirannya serta suasana hati seseorang.
4. Prioritas
Kefir melukiskan pada perilaku yang memantulkan 4 prioritas:
• Pribadi superior berjuang untuk bisa menjadi penting melalui kepemimpinan atau keberhasilan atau melalui jalan yang lain untuk membuatnya merasa superior.
• Pribadi pengontrol mencari jaminan untuk menghadapi cemoohan
• Pribadi penghindar memburu kenyamanan
• Pribadi penyenang bertujuan untuk menghindari penolakan dengan terus memburu persetujuan dan penerimaan.
5. Integrasi dan rangkuman
Salah satu tugas dari konselor yang penting adalah mengintegrasikan dan merangkum informasi yang telah dikumpulkan tentang konstelasi keluarga klien, kenangan pada usia dini, dan kekeliruan-kekeliruan dasar, dan juga aset yang dimilikinya. Rangkuman ini diberikan kepada klien dan dibahas dalam sesi dengan konselor dan klien secara bersama-sama mengahuskan lagi materi-mareti spesifik.
Mosak (1989) menulis bahwa gaya hidup dapat diterima sebagai mitologi personal. Mosak memberi daftar lima kekeliruan dasar:
1. Generalisasi berlebihan. “Di dunia ini tidak ada keadilan.”
2. Sasaran yang tidak benar atau tidak mungkin tercapai. “Saya harus menyenangkan hati setiap orang kalau saya ingin merasa dicintai orang.”
3. Persepsi yang keliru tentang hidup dan tuntutan hidup. “Saya rasakan hidup ini demikian susah.”
4. Tidak mau menerima adanya nilai mendasar yang ada dalam diri seseorang. “Pada dasarnya saya ini dungu, jadi saya anggap tidak ada orang yang mau melibatkan diri saya dalam segala hal.”
5. Nilai yang tidak benar. “Capailah puncak, biar ada orang lain yang menjadi korban dalam proses itu.”
6. Proses pemberian semangat
Proses pemberian semangat. Setelah penelitian gaya hidup selesai dilakukan, klien bisa dibangkitkan semangatnya untuk memeriksa persepsi keliru mereka, untuk mulai menantang kesimpulan yang mereka buat, dan membuat catatan tentang aset mereka, kekuatan yang mereka miliki, dan bakat mereka.
Oleh karena itu klien sering tidak mengenali/menerima adanya kualitas positif ini, salah satu tugas konselor adalah menolong mereka untuk mau berbuat seperti itu. Melalui proses pembangkitan semangat ini akhirnya klien mulai mau menerima kenyataan adanya kekuatan serta aset itu.
3. Memberi semangat untuk pemahaman
Terapi aliran Adler pada dasarnya berdifat suka mendukung, mereka juga bersikap konfrontif. Mereka tentang kliennya untuk mengembangkan mawas diri tentang tujuan yang keliru dan perilaku mengalahkan diri sendiri. Pemahaman tentang tujuan serta sasaran yang tersembunyi ada kemungkinan untuk muncul ke permukaan tidak hanya melalui pembangkitan semangat serta tantangan tetapi juga bisa lewat interpretasi yang diberikan pada waktu yang tepat yang dinyatakan sebagai hipotesa tentatif.
4. Menolong agar bisa berorientasi ulang
Tahap akhir dari proses terapeutik adalah tahap berorientasi pada tindakan yang disebut reorientasi dan reedukasi, atau mengetrapkan wawasan dalam praktek. Tahap ini memfokuskan pada menolong orang melihat alternative yang baru dan lebih fungsional. Klien didorong semangatnya dan sekaligus ditantang untuk mengembangkan keberanian mengambil resiko dan membuat perubahan-parubahan dalam hidupnya.
Tahapan Berorientasi
Tindakan langsung. Teknik yang dikenal dengan nama tindakan langsung melibatkan tindakan penenganan terhadap apa yang terjadi pada saat sesi konseling berlangsung.
Niat yang paradoksal. Adler telah merintis strategi paradoksal sebagai cara untuk mengubah perilaku. Teknik ini juga disebut “Penuntun Gejala” dan “antisugesti”
Menuang tuba di mangkuk susu klien. Konselor menentukan usaha itu dan imbalan dari suatu perilaku untuk kemudian memorakporandakannya dengan jalan mengurangi kemanfaatan perilaku itu di depan mata klien.
Menangkan diri sendiri. Dalam proses menagkap diri sendiri klien menjadi sadar bahwa ia berperilaku menghancurkan diri sendiri atau memiliki gagasan yangn irasional tetapi tidak melakukan usaha menyalahgunakan dirinya sendiri.
Menekan tombol. Teknik tekan tombol mencakup manyuruh klien membayangkan pengalaman ayng menyenangkan dan tidak menyenangkan secara bergantian kemudia menaruh perhatian pada perasaan ayng menyertai pengalaman itu.
Tidak ingin menjadi manusia cengeng. Klien pergi ke kegiatan konseling dengan berbekalan pola menakhlukkan diri sendiri yang dilakukannya sehari-hari.
Pemberian tugas serta komitmen. Dalam pengambilan lengkah konkrit untuk menyelesaikan problema, klien perlu menyediakan tugas dan berkomitmen dengan tugas-tugas itu.
Mengakhiri dan merangkum sesi. Membuat batas waktu suatu sesi, menutup sesi tanpa harus mematikan keinginan klien untuk melanjutkan ekplorasinya pada situasi isu, dan merangkum keterampilan yang harus dikuasai oleh konselor.
Penjelasan teknik dan prosedur terapi di atas dapat diringkas sebagai berikut ;
1. Menciptakan hubungan terapeutik yang tepat
2. Menggali dinamika psikologi yang ada dalam diri ki (analisis dan penilaian)
3. Membangunkan semangat pengembangan rasa memahami diri (wawasan diri)
4. Menolong ki menentukan pilihan-pilihan baru (reorientasi dan reedukasi)
Fase Menciptakan hubungan
- bekerja dengan cara saling mengisi antara ko dan ki, utk menambah rasa tanggung jawab atas kehidupan ki.
- Terapis sbg manusia dan sahabat ki, ki menggunakan ko sbg tempat bertanya dan minta pertolongan bila diperlukan
- Terapi sebagai hubungan kemitraan di mana masing-masing bekerja demi kebaikan ki
- Kemajuan terapeutik bisa terjadi bila ada tujuan yang jelas, ada keserasian tujuan antara ko dan ki.
- Keefektifan ditentukan apabila terapi menangani isu pribadi yang diakui oleh ki signifikan dan diinginkan utk dibahas dan diubah
- Cara menciptakan hubungan, ki ditolong ko agar menyadari aset kekuatan yang dimilikinya, bukan menangani kekurangannya serta kewajiban yang harus diembannya.
- Fokus terapis adalah dimensi positif dan menggunakan dorongan semangat serta dukungan
- Fase permulaan, mendengarkan, memberi tanggapan, menunjukkan sikap apresiasi thd ki utk bisa berubah, dan antusiasme yang jujur.
- Apa yang menyebabkan anda sudi untuk menemui saya?, Apa yang anda perbuat selama ini dalam menangani problem anda?, sejauhmana perbedaan antara anda memiliki problem ini dan anda tidak memiliki problem ini?, Apa yang anda harapkan dari keerjasama kita nanti?
Fase Menggali Dinamika Individu
- ada dua tujuan ganda : (1) memahami gaya hidup ki dan (2) melihat betapa problem tsb mempengaruhi ki dalam menjalankan rutinitas kehidupannya sehari-hari saat ini.
- Memulai dengan mencari perilaku apa saja yang dikerjakan ki dalam berbagai aspek kehidupannya. Ko menyediakan perspektif dan jangkauan yang lebar yang menyebabkan ki dapat melihat dunianya dengan cara lain. Menghubungkan antara peilaku lalu, kini, dan akan datang.
- Menilai gaya hidup yang secara sistematis berhubungan dengan gambaran yang seksama ttg anggauta keluarga, hubungan mereka, dan keadaan mereka.
- Eksplorasi tentang bgmn ki berfungsi dalam kaitannya dengan tugas hidup
- Apa anda merasa puas manakala berhubungan dengan orang di sekitar anda? Apakah anda bisa ikut memiliki dan bisa diterima di kalangan anda berada? Apakah anda memiliki kepedulian khusus dalam hubungan anda dengan lawan jenis?
- Ko sebagai “Psychologist Explorator“, melihat perjalanan sepanjang masa ki baik yang sedang terjadi, telah terjadi, atau yang akan dan mungkin terjadi.
- Hal tersebut dengan melihat konstelasi keluarga, kenangan masa kecil, mimpi, pioritas, integrasi dan rangkuman, dan proses pemberian semangat.
Fase Memberi Semangat untuk Pemahaman
- pada dasarnya memiliki sifat pendukung, tapi kadang konfrotatif
- ko menantang ki utk mengembangkan wawasan diri ttg tujuan yang keliru dn perilaku mengalahkan diri sendiri
- pemahaman dijadikan sebagai langkah menuju perubahan, tkanan pada “tahu diri“ yang menjadikan perbuatan menjadi konstruktif. Jangan lupa interpretasi, ramalan2, da antisipasi yang timbul dri kehendak seseorang.
Fase Menolong agar Bisa Berorientasi Ulang
- merupakan tahap akhir, orientasi pada tindkan yang disebut REORIENTASI atau REEDUKASI, atau mengetrapkan wawasan dalam tataran praktik.
- Fokus pada melihat alternatif baru yang lebih fungsional.
- Ki didorong semangatnya sekaligus ditantang mengembangkan keberaniannya mengmbil resiko dan membuat perubahan dalam hidupnya.
Teknik
- Tindakan langsung.
- Niat parad oksal.
- Berandai-andai
- Menuang tuba ke dalam mangkuk susu ki.
- Menangkap diri sendiri
- Menekan tombol
- Tidak meu menjadi anak cengeng
- Menyediakan tugas dan komitmen
- mengakhiri dan merangkum
H. APLIKASI TEORI ADLER
APLIKASI PADA PENDIDIKAN
Adler ada minat yang mendalam pada pengetrapan gagasannya pada pendidikan, terutama dalam mencari jalan untuk mengobati gaya hidup yang keliru dari pelajar. Dia memulai suatu proses untuk bekerja dengan siswa dalam kelompok dan untuk mendidik orang tua dan guru. Dengan membekali guru dengan cara-cara untuk mencegah dan membetulkan kesalahan dasar dari anak-anak, ia mencari untuk mempromosikan minat sosial dan kesehatan mental pada anak-anak, ia mencari dan mempromosikan minat sosial dan kesehatan mental pada anak-anak. Di sekolah, program akademik anak-anak diindividualisasikan dengan siswa diberi peluang untuk memilih bidang studi mereka. Kurikulum terdiri dari program akademik tradisional, program sosialisasi dan program kreatif.
APLIKASI PADA PENDIDIKAN ORANG TUA
Orang tua diajarkan tentang prinsip dasar tentang perilaku dari Adler yang bisa dipraktekkan di rumah. Topik permulaan mencakup pemahaman tentang tujuan dari kenakalan anak-anak, belajar mendengarkan, menolong anak-anak agar bisa menerima konsekuensi dari perilakunya, mengadakan pertemuan keluarga dan menggunakan dorongan semangat.
APLIKASI PADA KONSELING PERKAWINAN
Terapi perkawinan aliran Adler dirancang untuk menilai apa yang dipercayai oleh pasangan suami istri dan perilakunya bersamaan dengan mendidik mereka dengan cara yang efektif untuk bisa mencapai sasaran mereka.
Beberapa butir dari teknik ini adalah mendengarkan, menceritakan kembali, memberikan umpan balik, mengadakan musyawarah, mengerjakan pekerjaan rumah. Dalam konseling perkawinan dan pendidikan perkawinan pasangan di ajar teknik yang spesifik yang dapat memacu komunikasi dan kerjasama.
APLIKASI PADA KONSELING KELUARGA
Suasana dalam keluarga adalah ikloim yang mewarnai hubungan antara orang tua dan sikap mereka terhadap hidup, peran seks, kerja sama, menangani konflik, pertanggungjawab. Mereka yang mempraktekkan terapi keluarga aliran Adler berusaha untuk memahami sasaran, keyakinan, dan perilaku setiap anggota keluarga sebagai suatu kesatuan sesuai dengan haknya.
APLIKASI PADA TUGAS KELOMPOK
Pada tahun 1921 Adler dan kawan-kawannya sudah menggunakan pendekatan kelompok di pusat bimbingan pada anak-anak. Dreikurs, seorang rekannya, mengembangkan dan mempopulerkan karya Adler dengan menangani kelompok dan menggunakan psikoterapi kelompok dalam praktek privatnya selama 40 tahun. Meskipun ia memperkenalkan terapi kelompok dalam praktek psikiatrinya sebagai cara untuk menghemat waktu. Segera ia temukan beberapa sifat unik dari kelompok yang menjadikannya suatu cara yang efektif untuk menolong orang agar bisa berubah.
KEADAAN KELUARGA
Dalam terapi Adler hampir selalu menanyai kliennya mengenai keadaan keluarga, yakni urusan kelahiran, jenis kelamin dan usia saudara-saudara sekandung. Bahasan mengenai keluarga dapat dijadikan pertimbangan bagi orang tua dalam mengasuh anak-anaknya. Adler mengembangkan teori urutan lahir, didasarkan pada keyakinannya bahwa keturunan, lingkungan dan kreativitas individual bergabung menentukan kepribadian. Dalam sebuah keluarga, setiap anak lahir dengan unsur genetik yang berbeda masuk ke dalam seting sosial yang berbeda dan anak-anak itu menginterpretasi situasi dengan cara yang berbeda. Karena itu penting untuk melihat urutan kelahiran (anak pertama, kedua, dan seterusnya) dan perbedaan cara orang menginterpretasi pengalamannya.
PSIKOTERAPI
Menurut Adler, psikopatologi merupakan akibat dari kurangnya keberanian, perasaan inferior yang berlebihan dan minat sosial yang kurang berkembang. Jadi tujuan utama psikoterapinya adalah meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan inferior, dan mendorong berkembangnya minat sosial. Tugas ini tidak mudah karena klien kurang berjuang untuk mempertahankan keadaannya sekarang, yang dipandangnya menyenangkan.
Adler yakin bahwa siapapun dapat mengerjakan apa saja. Keturunan memang sering membatasi kemampuan seseorang, dalam hal ini sesungguhnya yang penting bukan kemampuan, tetapi bagaimana orang memakai kemampuan itu. Melalui humor dan kehangatan Adler berusaha meningkatkan keberanian, harga diri dan sosial interes klien. Menurutnya, sikap hangat dan melayani dari terapis mendorong klien untuk mengembangkan minat sosial di tiga masalah kehidupan. Cinta/seksual, persahabatan dan pekerjaan.
MENGGALI MASA LALU
Walaupun Adler percaya bahwa menggali ingatan memberi petunjuk untuk memahami gaya hidup pasiennya, dia tidak menganggap keduanya (ingatan dengan gaya hidup) mempunyai hubungan sebab akibat. Apakah ingatan pengalaman itu berhubungan dengan realita obyekif atau fantasi, itu tidak penting. Orang merekonstruksi kejadian yang pernah dialaminya sehingga konsisten dengan tema atau pola yang berlangsung selama hidupnya.
Menurut Adler ingatan masa lalu seseorang selalu konsisten dengan gaya hidup orang itu sekarang, dan pandangan subjektif orang itu terhadap pengalaman masa lalunya menjadi petunjuk untuk memahami tujuan final dan gaya hidupnya. Pengalaman masa lalu tidak menentukan gaya hidup sekarang, tetapi gaya hidup sekaranglah yang membentuk ingatan masa lalu. Jadi kalau gaya hidup sekarang dapat diubah, model peristiwa masa lalu yang di ingatkan pun akan berubah pula.
MIMPI
Bagi Adler mimpi adalah usaha dari ketidaksadaran untuk menciptakan suasana hati atau keadaan emosional sesudah bangun nanti, yang bisa memaksa si pemimpi melakukan kegiatan yang semula tidak dikerjakan. Adler memandang mimpi sekedar alat untuk mencapai tujuan, suatu paertahanan emosional yang membuat orang menghidupkan apa yang ada di dalam pikirannya. Ketika pemimpi tidak memiliki alasan saklar dan logis mengenai suatu kegiatan, mereka menciptakan mimpi yang akan menghilangkan perasaan-perasaan mengenai kegiatan yang tidak ada alasan logisnya itu, mendorong tingkah laku yang semula dilakukan dengan ragu-ragu.
I. SUMBANGAN PENDEKATAN ALIRAN ADLER
Sumbangan aliran Adler utama telah dilakukan dalam kawasan-kawasan sebagai berikut pendidikan dasar, kelompok konsultasi dengan guru, kelompok pendidikan orang tua, konseling perkawinan dan konseling keluarga. Pengaruh Adler meluas lagi ke gerakan kesehatan masyarakat yang mencakup juga penggunaan tenaga profesional dan pendekatan tim.
Meskipun pendekatan aliran Adler disebut psikologi individual, fokusnya adalah pada seseorang dalam konteks sosial. Minat aliran Adler menolong orang lain, dalam hal minat sosial, dalam hal rasa menjadi bagian dari suatu kelompok, dan dalam semangat kolektif cocok sekali dengan didtem nilai dari banyak kelompok etnik.
J. KRITIK TERHADAP PENDEKATAN ALIRAN ADLER
Adler sadar akan keterbatasan waktu yang dimilikinya dan iapun harus memilih antara mengabdikan dirinya dalam usaha memformalkan teorinya dan mengajarkan orang lain tentang konsep dasar dari psikologi individual. Yang diprioritaskan adalah berpraktek dan mengajar dan bukan mengorganisir serta menyajikan teori yang terdefinisi baik serta sistematik. Oleh karena itu gaya penulisannya sering kali susah diikuti. Banyak gagasannya yang sedikit longgar dan terlalu di sederhanakan.
Meskipun psikologi individu telah mengalami perkembangan lanjutan, serta pembenahan, banyak formulasi asli dari Adler di paparkan sedemikian rupa hingga hipotesis dasarnya susah untuk di validkan secara empirik. Beberapa dari konsep dasarnya bersifat global dan susah untuk didefinisikan, seperi misalnya pernyataan tentang pergulatan untuk mencapai superioritas, kekuatan kreatif dari pribadi dan kompleks inferioritas. Adler di kritik karena mendasari sebagian besar dari pendekatannya dengan psikologi secara umum dan karena terlalu menyederhanakan konsep yang kompleks.
K. KETERBATASAN DARI SEGI PERSPEKTIF MULTIKULTURAL
Bagi klien dengan problema yang mendesak, yang menginginkan penyelesaian seperti terapi aliran Adler menyebabkan adanya kesulitan. Klien macam itu mungkin hanya sedikit saja minatnya untuk mengeksplorasi masa kanak-kanak dini mereka, kenangan masa awal kehidupannya ataupun dinamika dalam kaluarga mereka. Melainkan mereka cenderung untuk memandang konselor sebagai seorang “pakar” yang mau memberi mereka jawaban yang spesifik terhadap problema yang mereka hadapi. Mungkin tidak mereka lihat gunanya sma sekali untuk melihat sampai mendekati tentang perkembangan gaya hidup mereka. Meskipun terapis punya keahlian dalam masalah problema kehidupan, mereka bukanlah ahli menyelesaikan problem orang lain. Meskipun demikian banyak klien yang datang ke kegiatan konseling, dengan harapan terapis bisa memberi mereka suatu penyelesaian terhadap masalah mereka.
Beberapa kritik yang disampaikan kepada psikologi individual antara lain:
(1) Terlalu banyak menekankan pada tilikan intelektual dalam upaya perubahan.
(2) Penekanan yang berlebihan pada pengalaman, nilai, dan minat subyektif sebagai penentu perilaku.
(3) Meminimalkan faktor biologis dan riwayat masa lalu
(4) Terlalu banyak menekankan tanggung jawab pada ketrampilan diagnostik konselor.
Sementara itu kontribusi psikologi individual, antara lain:
(1) Keyakinan yang optimistik bahwa setiap orang dapat berubah, dapat mencapai sesuatu, arah evaluasi manusia bersifat positif.
(2) Penekanan hubungan konseling sebagai suatu media untuk mengubah klien.
(3) Menekankan bahwa masyarakat tidak sakit atau salah, akan tetapi manusianya yang sakit atau salah
(4) Menekankan bahwa kekuatan sebagai pusat pendorong perilaku.
Sumber referensinya?
BalasHapus