ANALISIS TRANSAKSIONAL
ANALISIS TRANSAKSIONAL
A. BIOGRAFI TOKOH
Eric Berne (1910-1970) seorang psikiatris dan psikoanalisis, mendapatkan gelar M. D dari MCGill University di Montreal pada tahun 1953, dan menyelesaikan pendidikan spesialis psikiater di Yale university.
Pada tahun 1964 buku pertamanya Games People Play (permainan yang dimainakn orang) menjadi buku terlaris seacara internasional. Pada saat yang sama pendekatan terapeutiknya yang baru, yang mencerminkan ditinggalkannya psikoanalisis secara radikal, menjadi popler secara luas di tahun 1960an (corey, 1995: 373).
Berne mengembangkan dasar teori ananalisis transaksional pada tahun 1950an. Penemuannya tentang sattus ego disadari sebaagi fase pertama dari sejarah perkembangan analisis transaksional. Penemuan teori tersebut berdasarkan eksperimen-eksperimen neorulogi yang menyatakan bahwa status ego yang dialaimnya individu berbeda lewat stimulus.
B. HAKIKAT MANUSIA
Analisis trasaksional berakar dari filosofi antideterministik. Iman ditemaptkan dalam kapsitas seseorang untuk di atas pola kebiasaan dan untuk memilih sasaran dan perilaku baru. Ini tidak berarti bahwa mereka sama sekali tanpa ada hal yang mempengaruyhinya bisa sampai pada penentuan hidup yang kritis. Analisis ini juga mengakui bahwa mereka dipengaruhi oleh harapan serta tuntutan oleh orang lain yang signifikan baginya, terutama oleh karena keputusan yang terlebih dahulu telah dibuat pada masa hidup mereka pada saat mereka sangat bergantung pada orang lain. tetapi keputusan dapat ditinjau kembali dan ditantang dan apabila keputusan yang telah diambil terdahulu tidak lagi cocok, bisa dibuat keputusan.
C. TEORI KEPRIBADIAN
Analisis trasaksional dipandang sebagai sesuatu yang positif, karena manusia secar filosofis dapat ditingkatkan, dikembangnkan dan diubah secara langsung melalui proses yang aman, menggairahkan dan bahan menyenangkan. Secara keseluruhan dasar filosofinya bermula dari asumsi bahwa semuanya OK, artinya bahwa setiap individu perilakunya mempunyai dasar menyenangkan dan mempunyai potensi serta keinginan untuk berkembang, dan mengaktualisasikan diri. Dalam melakukan hubungan denagn orang lain sangat perhatian dan mengayomi lawan bicaranya dan mengundang individu lain untuk senang, cocok, dan saling mengisi, yang di dalam dasar teori dan praktek nanlisi transaksional di sebut I’m OK and You’re OK, sebagiman terjadi antara hubungan suami isteri, ayah anak, majikan karyawan, guru-siswa, terapis-kien, yang keduanya sebagai pasangan yang seimbang (Subandi, ed, 2003: 67).
Landasan pemikiran Berne tentang status ego berdasarkan pada tiga hiopotesis yang berlaku pada setiap indivudu terjadi ;
1. Bahwa setiap perkembangan menuju pada kedewasaan melalui masa kanak-kanak.
2. Bahwa setiap mansuia mempunyai jaringan otak yang baik dan sanggup melakukan testing terhadap realita seacar baik.
3. Bahwa setiap individu yang berjuang untuk menuju ke dewasa telah mempunyai orang tua yang berfungsi atau seseorang yang dianggap sebagai orang tuanya (Subandi, 2004: 69)
Dari ketiga hipotesis muncul pernyataan bahwa ;
1. Pengalaman-ppengalaman kehidupan masa kanak-kanak akan terus berlangsung dalam kehidupannya dan kemudian akan berujud sebaagi status ego.
2. Testing tealitas merupakan fungsi status ego yang sifatnya realitas dan bukan merupakan yang terpisah dan kemudian berujud sebagai status ego dewasa.
3. Di dalam pelaksanaannya kemungkinan sesuatu dari luar individu akan diambil alih secaar sempurna oleh individu dan kemudian berujud sebagai status ego orang tua (Subandi, 2004: 69)
Analisis transaksional menggolongkan tiga pola yang terpisah dari perilaku atau status ego ; orang tua, orang dewasa dan anak-anak (T-D-A).
Bagian orang tua kepribadian merupakan suatu introjek dari orang tua dan pengganti orang tua. Dalam ego, orang tua, kita menagalai ulang apa yang dibayangkan sebaagi perasaaan orang tua kita sendiri dalam suatu situasi atau merasa dan berbuat terhadap orang lain seperti yang diirasakan dan diperbuat orang tua kita terhadap kita. Status ego orang tua berisi “seharusnya” dan “seyogyanya”. Kita masing-masing punya orang tua penagsuh dan “orang tua pengkritik”.
Status ego orang dewasa adalah pemroses data. ini merupakan bagian objektif dari seseorang yang mengumpulkan informasi tentang apa yang sedang terjadi. Ini bukan yang emosioanl atau yang memberi perkiraan melainkan yang bekerja denagn fakta dan dengann realitas eksternal. Orang dewasa adalah yang tanpa meyandang keyakinan yang bernafsu, tetapi banyak problem yang juga mensayaratkan adanya empati intuisi yang harus dipecahkan.
Status ego anak-anak terdiri dari perasaan dorongan emosi serta perbautan yang spontan anak dalam diri kita masing-masing bisa berupa “anak-anak murni”, si “ profesor cilik”, atau “anak pungut”. Anak-anak murni cirinya sifat yang semua orang memiliki; impulsif, tidak terlatih, spontan, agresif. si “ profesor cilik” cirinya Kebijaksanaan yang dimiliki anak-anak tanpa melalui bangku sekolah, Manipulatif, egosentris, dan kreatif, Intuitif & bermain berdasar perasaan (asli), “Anak Pungut” cirinya : Modifikasi dari keinginan anak-anak murni, modifikasi berasal dr pengalaman traumatik, tuntutan, latihan, dan keputusan tentang bagimana agar diperhatikan orang, sedangakn. Anak pungut ; merajuk, menyetujui, dan memberontak (Corey, 1995: 375-376).
D. Tujuan Terapi
Membantu pihak klien daalm rangka membuat keptusan baru, yaitu tentang tingkahlakunya sekrang yang diarahkan pa kehidupannya, caranya denagn jalan membantu klien untuk mendapatkan kesadaran tentang bagaimana klien mengahdapi masalahnya berkaitan denagn kebebasan memilih dan memberikan pilihan untuk menentukan cara hidupnya (Rosijan, ).
E. Peranan dan fungsi terapi
Terapis berperan sebagai guru adalah menerangkan tehnik seperti analisis struktural, analisis transaksioanl, analisis naskah, dan analisi permainan. Terapis membantu klien dalam rangka menemukan kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan, mengadaptasi rencana hidup dan mengembangakn strategi dalam berhubungan denagn orang lain. terapis membantu klien dalam menentukan alternatif-alternatif (Subandi, ed, 2003: 83). Corey (1995: 386), menyatakan tugas terapi adalah menolong klien mendapatkan perangakt yang diperlukan untuk mendapat perubahan, menolong klien untuk menemukan kekuatan internal mereka untuk mendapatkan perubahan denagn jalan mengambil keputusan yang lebih cocok.
F. Hubungan antara terapi dan klien
Seperti terapi behavioral yang lain, terapi ini lebih menuntut adanya ketrampilan dan kepekaan yang tinggi untuk menjalin hubunagn kerja ddenagn klien. Terapis untuk aktif dan bersikap mengarahkan serta berfungsinya sebaagi konsultan dan yang bisa menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, mereka menggunakan model brusaha keras dalam mendorong perubahan perilaku dalam lingkunagn alami klien, maka hal penting yang perlu mendapatkan perhatian adalah bahwa mereka secara pribadi bisa bersikap menunjang (Corey, 1995: 422).
G. Tehnik dan Proses Terapi
Proses terapi dalam pendekatan analisis transaksioanal terdiri dari beberapa metode yaitu :
Analisis struktural
•Merupakan perangkat yang bisa menjadikan manusia sadar akan isi dan berfungsinya orang tua, orang dewasa dan anak-anak yang ada pada diri meraka.
•Klien dapat belajar mengidentifikasi status ego mereka.
Analisis Transaksioanal
•Suatu deskripsi tentang apa yang dikerjakan dan dikatakan orang tentang dirinya sendiri & orang lain
•Yang terjadi antar manusia melibatkan transaksi status ego; jika pesan disampaikan diharapkan ada respon
•3 jenis transaksi; komplementer, lintas, & tersembunyi
Transaksi komplementer ini dapat terjadi jika antara stimulus dan respon cocok, tepat dan memang yang diharapkan sehingga transaksi ini akan berjalan lancar. Misalnya pembicaraan antara dua individu yang sama-sama menggunakan status ego orang tua, dewasa atau anak-anak.
Transaksi silang, ini terjadi jika antara stimulus dan respon tidak cocok atau tidak sebagaimana yang diharapkan dan biasanya komunikasi ini akan terganggu.
Transaksi terselubung, terjadi jika antara dua status ego beroperasi bersama-sama. Biasnya dapat dirasakan meliputi dewasa diarahkan ke dewasa, akan tetapi menyembunyikan suau pesan yang sebenarnya. Misalnya dewasa ke anak, atau orang tua ke anak.
Pemodelan keluarga
•Untuk menangani orang tua, orang dewasa dan anak-anak dan konstan
•Klien diminta membayangkan suatu skenario yang mencakup sebanyak mungkin org yang signifikan pada masa lalu, termasuk dirinya
•Klien sebagai sutradara, produser, & aktor
Analisis ritual & waktu senggang
•Untuk menangani orangtua, orang dewasa & anak-anak konstan
•Klien diminta membayangkan suatu skenario yang mencakup sebanyak mungkin orang yang signifikan pd ms lalu, termasuk dirinya
•Klien sbg sutradara, produser, & aktor
Analisis permainan & Racket
•Melukiskan sebuah permainan sebagai “urut-urutan transaksi tersembunyi yang komplementer yang terus menerus berjalan maju ke arah terciptanya hsl hsl yang tertata baik & bisa diramalkan”
Analisis suratan
•Bagian dari proses terapi yang akan bisa mengidentifikasi pola hidup yang diikuti klien.
•Klien memungkinkan memilih alternatif baru pada saat menjalani kehidupan.
A. BIOGRAFI TOKOH
Eric Berne (1910-1970) seorang psikiatris dan psikoanalisis, mendapatkan gelar M. D dari MCGill University di Montreal pada tahun 1953, dan menyelesaikan pendidikan spesialis psikiater di Yale university.
Pada tahun 1964 buku pertamanya Games People Play (permainan yang dimainakn orang) menjadi buku terlaris seacara internasional. Pada saat yang sama pendekatan terapeutiknya yang baru, yang mencerminkan ditinggalkannya psikoanalisis secara radikal, menjadi popler secara luas di tahun 1960an (corey, 1995: 373).
Berne mengembangkan dasar teori ananalisis transaksional pada tahun 1950an. Penemuannya tentang sattus ego disadari sebaagi fase pertama dari sejarah perkembangan analisis transaksional. Penemuan teori tersebut berdasarkan eksperimen-eksperimen neorulogi yang menyatakan bahwa status ego yang dialaimnya individu berbeda lewat stimulus.
B. HAKIKAT MANUSIA
Analisis trasaksional berakar dari filosofi antideterministik. Iman ditemaptkan dalam kapsitas seseorang untuk di atas pola kebiasaan dan untuk memilih sasaran dan perilaku baru. Ini tidak berarti bahwa mereka sama sekali tanpa ada hal yang mempengaruyhinya bisa sampai pada penentuan hidup yang kritis. Analisis ini juga mengakui bahwa mereka dipengaruhi oleh harapan serta tuntutan oleh orang lain yang signifikan baginya, terutama oleh karena keputusan yang terlebih dahulu telah dibuat pada masa hidup mereka pada saat mereka sangat bergantung pada orang lain. tetapi keputusan dapat ditinjau kembali dan ditantang dan apabila keputusan yang telah diambil terdahulu tidak lagi cocok, bisa dibuat keputusan.
C. TEORI KEPRIBADIAN
Analisis trasaksional dipandang sebagai sesuatu yang positif, karena manusia secar filosofis dapat ditingkatkan, dikembangnkan dan diubah secara langsung melalui proses yang aman, menggairahkan dan bahan menyenangkan. Secara keseluruhan dasar filosofinya bermula dari asumsi bahwa semuanya OK, artinya bahwa setiap individu perilakunya mempunyai dasar menyenangkan dan mempunyai potensi serta keinginan untuk berkembang, dan mengaktualisasikan diri. Dalam melakukan hubungan denagn orang lain sangat perhatian dan mengayomi lawan bicaranya dan mengundang individu lain untuk senang, cocok, dan saling mengisi, yang di dalam dasar teori dan praktek nanlisi transaksional di sebut I’m OK and You’re OK, sebagiman terjadi antara hubungan suami isteri, ayah anak, majikan karyawan, guru-siswa, terapis-kien, yang keduanya sebagai pasangan yang seimbang (Subandi, ed, 2003: 67).
Landasan pemikiran Berne tentang status ego berdasarkan pada tiga hiopotesis yang berlaku pada setiap indivudu terjadi ;
1. Bahwa setiap perkembangan menuju pada kedewasaan melalui masa kanak-kanak.
2. Bahwa setiap mansuia mempunyai jaringan otak yang baik dan sanggup melakukan testing terhadap realita seacar baik.
3. Bahwa setiap individu yang berjuang untuk menuju ke dewasa telah mempunyai orang tua yang berfungsi atau seseorang yang dianggap sebagai orang tuanya (Subandi, 2004: 69)
Dari ketiga hipotesis muncul pernyataan bahwa ;
1. Pengalaman-ppengalaman kehidupan masa kanak-kanak akan terus berlangsung dalam kehidupannya dan kemudian akan berujud sebaagi status ego.
2. Testing tealitas merupakan fungsi status ego yang sifatnya realitas dan bukan merupakan yang terpisah dan kemudian berujud sebagai status ego dewasa.
3. Di dalam pelaksanaannya kemungkinan sesuatu dari luar individu akan diambil alih secaar sempurna oleh individu dan kemudian berujud sebagai status ego orang tua (Subandi, 2004: 69)
Analisis transaksional menggolongkan tiga pola yang terpisah dari perilaku atau status ego ; orang tua, orang dewasa dan anak-anak (T-D-A).
Bagian orang tua kepribadian merupakan suatu introjek dari orang tua dan pengganti orang tua. Dalam ego, orang tua, kita menagalai ulang apa yang dibayangkan sebaagi perasaaan orang tua kita sendiri dalam suatu situasi atau merasa dan berbuat terhadap orang lain seperti yang diirasakan dan diperbuat orang tua kita terhadap kita. Status ego orang tua berisi “seharusnya” dan “seyogyanya”. Kita masing-masing punya orang tua penagsuh dan “orang tua pengkritik”.
Status ego orang dewasa adalah pemroses data. ini merupakan bagian objektif dari seseorang yang mengumpulkan informasi tentang apa yang sedang terjadi. Ini bukan yang emosioanl atau yang memberi perkiraan melainkan yang bekerja denagn fakta dan dengann realitas eksternal. Orang dewasa adalah yang tanpa meyandang keyakinan yang bernafsu, tetapi banyak problem yang juga mensayaratkan adanya empati intuisi yang harus dipecahkan.
Status ego anak-anak terdiri dari perasaan dorongan emosi serta perbautan yang spontan anak dalam diri kita masing-masing bisa berupa “anak-anak murni”, si “ profesor cilik”, atau “anak pungut”. Anak-anak murni cirinya sifat yang semua orang memiliki; impulsif, tidak terlatih, spontan, agresif. si “ profesor cilik” cirinya Kebijaksanaan yang dimiliki anak-anak tanpa melalui bangku sekolah, Manipulatif, egosentris, dan kreatif, Intuitif & bermain berdasar perasaan (asli), “Anak Pungut” cirinya : Modifikasi dari keinginan anak-anak murni, modifikasi berasal dr pengalaman traumatik, tuntutan, latihan, dan keputusan tentang bagimana agar diperhatikan orang, sedangakn. Anak pungut ; merajuk, menyetujui, dan memberontak (Corey, 1995: 375-376).
D. Tujuan Terapi
Membantu pihak klien daalm rangka membuat keptusan baru, yaitu tentang tingkahlakunya sekrang yang diarahkan pa kehidupannya, caranya denagn jalan membantu klien untuk mendapatkan kesadaran tentang bagaimana klien mengahdapi masalahnya berkaitan denagn kebebasan memilih dan memberikan pilihan untuk menentukan cara hidupnya (Rosijan, ).
E. Peranan dan fungsi terapi
Terapis berperan sebagai guru adalah menerangkan tehnik seperti analisis struktural, analisis transaksioanl, analisis naskah, dan analisi permainan. Terapis membantu klien dalam rangka menemukan kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan, mengadaptasi rencana hidup dan mengembangakn strategi dalam berhubungan denagn orang lain. terapis membantu klien dalam menentukan alternatif-alternatif (Subandi, ed, 2003: 83). Corey (1995: 386), menyatakan tugas terapi adalah menolong klien mendapatkan perangakt yang diperlukan untuk mendapat perubahan, menolong klien untuk menemukan kekuatan internal mereka untuk mendapatkan perubahan denagn jalan mengambil keputusan yang lebih cocok.
F. Hubungan antara terapi dan klien
Seperti terapi behavioral yang lain, terapi ini lebih menuntut adanya ketrampilan dan kepekaan yang tinggi untuk menjalin hubunagn kerja ddenagn klien. Terapis untuk aktif dan bersikap mengarahkan serta berfungsinya sebaagi konsultan dan yang bisa menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, mereka menggunakan model brusaha keras dalam mendorong perubahan perilaku dalam lingkunagn alami klien, maka hal penting yang perlu mendapatkan perhatian adalah bahwa mereka secara pribadi bisa bersikap menunjang (Corey, 1995: 422).
G. Tehnik dan Proses Terapi
Proses terapi dalam pendekatan analisis transaksioanal terdiri dari beberapa metode yaitu :
Analisis struktural
•Merupakan perangkat yang bisa menjadikan manusia sadar akan isi dan berfungsinya orang tua, orang dewasa dan anak-anak yang ada pada diri meraka.
•Klien dapat belajar mengidentifikasi status ego mereka.
Analisis Transaksioanal
•Suatu deskripsi tentang apa yang dikerjakan dan dikatakan orang tentang dirinya sendiri & orang lain
•Yang terjadi antar manusia melibatkan transaksi status ego; jika pesan disampaikan diharapkan ada respon
•3 jenis transaksi; komplementer, lintas, & tersembunyi
Transaksi komplementer ini dapat terjadi jika antara stimulus dan respon cocok, tepat dan memang yang diharapkan sehingga transaksi ini akan berjalan lancar. Misalnya pembicaraan antara dua individu yang sama-sama menggunakan status ego orang tua, dewasa atau anak-anak.
Transaksi silang, ini terjadi jika antara stimulus dan respon tidak cocok atau tidak sebagaimana yang diharapkan dan biasanya komunikasi ini akan terganggu.
Transaksi terselubung, terjadi jika antara dua status ego beroperasi bersama-sama. Biasnya dapat dirasakan meliputi dewasa diarahkan ke dewasa, akan tetapi menyembunyikan suau pesan yang sebenarnya. Misalnya dewasa ke anak, atau orang tua ke anak.
Pemodelan keluarga
•Untuk menangani orang tua, orang dewasa dan anak-anak dan konstan
•Klien diminta membayangkan suatu skenario yang mencakup sebanyak mungkin org yang signifikan pada masa lalu, termasuk dirinya
•Klien sebagai sutradara, produser, & aktor
Analisis ritual & waktu senggang
•Untuk menangani orangtua, orang dewasa & anak-anak konstan
•Klien diminta membayangkan suatu skenario yang mencakup sebanyak mungkin orang yang signifikan pd ms lalu, termasuk dirinya
•Klien sbg sutradara, produser, & aktor
Analisis permainan & Racket
•Melukiskan sebuah permainan sebagai “urut-urutan transaksi tersembunyi yang komplementer yang terus menerus berjalan maju ke arah terciptanya hsl hsl yang tertata baik & bisa diramalkan”
Analisis suratan
•Bagian dari proses terapi yang akan bisa mengidentifikasi pola hidup yang diikuti klien.
•Klien memungkinkan memilih alternatif baru pada saat menjalani kehidupan.
Komentar
Posting Komentar