Psikologi Individual
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Psikologi individual
mempunyai arti yang penting, sebab cara untuk memahami tingkah laku manusia,
pengertian seperti gambaran semu, rasa rendah diri, kompensasi, gaya hidup,
diri yang kreatif, memberi pedoman untuk memahami semua manusia. Aliran ini
tidak memberikan susunan yang teliti mengenai struktur, dinamika, serta
perkembangan kepribadian, tetapi memalingkan perumusan petunjuk, praktis untuk
memahami sesama manusia. Karena
itulah justru dalam teori Adler ini punya arti yang sangat penting, karena
hal-hal berikut ini:
1.
Penentuan-penentuan
tujuan yang susila seperti
a.
Keharusan
memikul tanggung jawab
b.
keberanian
menghadapi kesukaran hidup
c.
mengikis
dorongan keakuan dan mengembangkan dorongan ke masyarakat.
2.
Optimismenya
dalam bidang pendidikan, lain dari hal tersebut, pendekatannya secara psikologi
sosial berarti membuka halaman baru dalam bidang psikologi kepribadian.
3.
Cara
kemudian ini, kemudian banyak ditempuh oleh ahli-ahli lain seperti Erick Fromm
(1941), Karen Homey, Henry Stack Sullivan (1953) dan lain-lain.
B. Tujuan:
Makalah ini dibuat dengan tujuan:
1. Dapat memahami teori Psikologi Individual.
2. Dapat memahami perbedaan teori psikologi
individual dengan teori yang lain.
3. Dapat menerapkan psikologi individual saat
proses konseling, jika masalah yang dihadapi konseli tepat ditangani dengan
pendekatan ini.
C. Perumusan Masalah
1. Bagaimana hakekat manusia dalam psikologi
individual?
2. Apa perbedaan Psikologi Individual dengan
pendekatan Psikoanalisa Freud?
3. Bagaiman perkembangan struktur kepribadiannya?
4. Apa gambaran perilaku yang sehat menurut
Psikologi Individual?
5. Bagaimana perilaku bermasalah atau menyimpang
dalam Psikologi Individual?
6. Apa tujuan konseling dengan pendekatan
Psikologi Individual?
7. Bagaimana proses konselingmya dan apa
teknik yang digunakan?
BAB II
PEMBAHASAN
Walaupun aliran Psikologi Individual tidak memberikan susunan yang
teliti mengenai struktur, dinamika, serta perkembangan kepribadian, tetapi
memalingkan perumusan petunjuk, praktis untuk memahami sesama manusia. Akan
tetapi disini kami akan mencoba memberikan pemahaman tentang Psikologi
Individual baik mengenai hakekat manusia, perbandingannya dengan Psikoanalisa
milik Freud, Perkembangan kepribadian, kepribadian yang sehat atau normal, kepribadian
yang menyimpang, tujuan konseling, proses dan teknik konseling.
Hakekat Manusia
Adler berpendapat bahwa manusia pertama-tama
dimotivasikan oleh dorongan-dorongan sosial. Menurut Adler manusia pada
dasarnya adalah mahluk sosial. mereka menghubungkan dirinya dengan orang lain,
ikut dalam kegiatan-kegiatan kerja sama sosial, menempatkan kesejahteraan
sosial diatas kepentingan diri sendiri dan mengembangkan gaya hidup yang
mengutamakan orientasi sosial. Calvin S. Hall dan Gardner dalam A. Supratiknya
(1993:241)
Manusia
tidak semata-mata bertujuan untuk memuaskan dorongan-dorongannya, tetapi secara
jelas juga termotivasi untuk melaksanakan:
a.
Tanggung jawab sosial
b.
Pemenuhan kebutuhan untuk mencapai sesuatu.
Perbandingan antara Teori Adler dengan Freud
Berbeda
dengan teori Freud, teori Adler lebih bersifat optimistic, teori ini memberikan
pencerahan tentang konsep kepribadian yang sebelumnya (Freud) terlalu kaku dan
pesismistik. Sehingga seorang manusia lebih bisa mengembangkan kemampuan diri
dengan sadar untuk mencapai tujuan, yang bukan hanya melulu didominasi kekuatan seksual dan pengalaman di masa
kanak-kanak. Sehingga kita tidak diatur oleh kekuatan ketidaksadaran yang kita
tidak dapat melihat dan mengontrolnya, kita membentuk kekuatan diri kita
sendiri dan menggunakanya dalam cara kreatif kita untuk membangun gaya hidup
yang unik atau berbeda dengan yang lainnya. Dan banyak orang yang menilai teori
Freud adalah suatu penekanan universalitas dan kesamaan dalam manusia.
Perkembangan
Kepribadian
Struktur
kepribadian
Adler
yakin bahwa individu memulai hidup dengan kelemahan fisik yang mengaktifkan
perasaan interior, perasaan yang menggerakkan orang untuk bergerak atau
berjuang menjadi superioritas atau menjadi sukses. Individu yang secara psikologis
kurang sehat berjuang untuk menjadi pribadi superior, dan individu yang sehat
termotivasi untuk mensukseskan umat manusia.
1) Dasar kepribadian
terbentuk pada usia empat sampai dengan lima
tahun.
Pada
usia 4 atau 5 tahun, fikiran kreatif anak mencapai tingkat perkembangan yang membuat
mereka mampu menentukan tujuan final, bahkan bayi sesungguhnya sudah memiliki
dorongan (yang dibawa sejak lahir) untuk tumbuh, menjadi lengkap, atau sukses.
Karena mereka kecil, tidak lengkap, dan kuat. Tujuan final semacam itu
mengurangi penderitaan akibat perasaan inferior, dan menunjukkan arah menuju
superiorita dan sukses. Tingkah laku yang tidak sesuai dengan tujuan menjadi
superior, merupakn lanjutan dari tingkah laku parasit yang dibuat pad ausia 4
atau 5 tahun.
2) Pada awalnya manusia
dilahirkan Feeling Of Inferiority (FOI) yang selanjutnya menjadi dorongan bagi perjuangannya
kearah Feeling Of Superiority (FOS).
Bagi
Adler, kehidupan manusia dimotivasi oleh suatu dorongan utama untuk mengatasi
perasaan inferior dan menjadi superior. Setiap tugas baru memunculkan inferiota
yang dapat diredakan ketika orang itu mencapai tingkat fungsi yang lebih
tinggi.
Secara khusus, perjuangan menjadi
superior yang dilatarbelakangi motivasi sosial disebut perjuangan menjadi
sukses. Adler yakin bahwa motif utama
setiap orang, pria dan wanita, anak dan dewasa, adalah untuk menjadi kuat,
kompeten, berprestasi, dan kreatif. Karena itu Adler termasuk pelopor pendukung
persamaan seks. Adler mengembangkan konsep masculine protest.
3) Anak-anak menghadapi
lingkungannya dengan kemampuan dasarnya dan menginterpretasikan
lingkungan itu.
4) Dalam pada itu sosial interest-nya pun berkembang
5) Selanjutnya
terbentuk Life Style (LS) yang unik untuk masing-masing individu (human individuality) yang bersifat :
a
Self-deterministik.
b
Teleologis.
c
Holistik.
6) Sekali
terbentuk Life Style (LS) sukar untuk berubah. Perubahan akan membawa kepedihan. Prayitno (1998:51).
Kepribadian yang normal (sehat).
Freud
memandang komponen kehidupan yang normal/sehat adalah kemampuan “mencintai dan
berkarya”, namum bagi Adler masalah hidup selalu bersifat sosial. Fungsi hidup
sehat bukan hanya mencintai dan berkarya, tetapi juga merasakan kebersamaan
dengan orang lain dan memperdulikan kesejahteraan mereka. Motivasi dimotivasi
oleh dorongan sosial, bukan dorongan seksual. Cara orang memuaskan kebutuhan
seksual ditentukan dengan oleh gaya hidupnya.
Dorongan
sosial adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, meskipun kekhususan hubungan
dengan orang dan pranata sosial ditentukan oleh pengalaman bergaul dengan
masyarakat. Rincian pokok teori Adler mengenai kepribadian yang norma/sehat
adalah sebagai berikut:
1)
Satu-satunya
kekuatan dinamik yang melatarbelakangi aktivitas manusia adalah perjuangan
untuk sukses atau menjadi superior.
Berjuang untuk superioritas, kata itu tidak
diartikan bahwa setiap individu berjuang untuk berada diatas posisi atau wibawa
orang lain. Aldler sering menggunakan kata perfeksion sebagai pengganti kata
superioritas. Orang-orang berjuang untuk mencapai satu titik kesempurnaan yang
mana juga disebutkan Adler lebih lanjut seperti penguasaan, berjuang untuk
naik, peningkatan, sebuah usaha bergerak dari bawah keatas, atau pendorong dari
minus ke plus.
Perubahan-perubahan
ini berbanding lurus dengan perutmbuhan fisik seorang manusia, tidak
terpisahkan dan merupakan bagian dari hidup. Setiap hal yang kita lakukan,
setiap tingkah laku yang kita perbuat adalah berdasarkan dorongan dari
keinginan untuk mencapai superioritas tersebut. Kita tidak akan pernah lepas
dari hal tersebut dikarenakan perjuangan untuk mencapai superioritas itu
sendiri adalah bagian dari setiap individu dan merupakan bagian dari hidup.
Setiap hal diperjuangkan untuk memperoleh Superioritas ini, untuk perfeksion.
Menggunakan teori evolusi Darwin, Adler mengatakan bahwa semua entitas yang
hidup—terutama manusia, menjalani hidupnya bergerak konstan menuju tujuan
pemeliharaan serta peningkatan individu dan spesies. Dan tujuan ini dicapai
dengan beradaptasi dan penguasaan terhadap lingkungan.
Dibandingkan
Freud yang melihat tingkah laku manusia secara kaku ditentukan oleh dorongan
fisiologis dan pengalaman masa anak-anak, Adler melihat bahwa motivasi adalah
istilah dari harapan untuk masa depan.
2)
Persepsi
subjektif individu membentuk tingkah laku dan kepribadian
Adler berpendapat bukan hereditas atau lingkungan
yang menentukan kepribadian. Tetapi, cara kita mengalami “cara kita
menginterpretasi pengalaman tersebut”) menyediakan dasar konstruksi kreatif
bagi sikap kita terhadap kehidupan.
3)
Semua
fenomena psikologis disatukan didalam diri individu dalam bentuk self.
4)
Manfaat
dari aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang interes sosial
Adler berpendapat bahwa manusia lebih dipengaruhi
oleh dorongan sosial daripada dorongan biologis. Ia menganggap bahwa potensi
minat sosial pada setiap individu itu ditentukan dari bawaan lahir, namun,
tingkat potensi bawaan lahir ini besarnya tergantung pada sifat pengalaman anak
sejak usia dini. Tidak ada manusia yang yang bisa melepaskan diri sama sekali
dari orang lain atau kewajiban terhadap mereka. Sejak awal hidupnya, manusia
telah berhubungan dengan manusia lain dalam keluarga, suku dan bangsa. Sebuah
komunitas sangat diperlukan manusia untuk perlindungan dan untuk mencapai
tujuan pertahanan. Jadi, hal itu selalu dibutuhkan oleh manusia untuk
bekerjasama, dan kerjasama ini adalah apa yang Adler maksud sebagai minat
sosial.
5)
Semua potensi manusia dikembangkan sesuai
dengan gaya hidup dari self.
Setiap hal yang kita lakukan dibentuk dan
dijelaskan oleh gaya hidup kita yang unik; itu akan menentukan aspek apa yang
akan kita pegang dalam lingkungan. Gaya hidup dipelajari dari interaksi sosial
pada masa awal kehidupan. Menurut Adler, gaya hidup dibentuk pada umur 4-5
tahun yang kemudian akan sulit diubah. Gaya hidup juga dibentuk menjadi
kerangka yang mengarahkan perilaku berikutnya. Sifat dasar gaya hidup akan
bergantung pada urutan kelahiran dan pada sifat relasi orang tua-anak.
Dalam tulisannya selanjutnya terdapat kepercayaan
bahwa gaya hidup (the self) diciptakan oleh individu. Orang-orang menciptakan
gaya hidup mereka dan dibentuk secara pasif oleh pengalaman masa anak-anak.
6)
Gaya
hidup dikembangkan melalui kreatif individu. Alwisol (2006:78)
Dengan kata lain, Adler berpendapat eksistensi
kebebasan individu akan mengijinkan tiap orang membuat sendiri gaya hidup yang
paling cocok diluar kemampuan dan pengalaman yang didapat dari lingkungan dan
hereditas. Walaupun belum jelas bagaiamana self kreatif ini bekerja, Adler
bersikeras gaya hidup kita tidak ditentukan untuk kita; kita bebas memilih dan
menciptakan self-self kita sendiri. Pertama diciptakan, gaya hidup menyisakan
nilai yang konstan sepanjang hidup dan merupakan karakter dasar kita yang
menjelaskan sikap dan perilaku kita terhadapmasalah diluar.
Kepribadian yang menyimpang (TLSS)
1) Sebab
utama TLSS adalah perasaan FOI yang amat sangat yang ditimbulkan oleh:
a
Cacat
mental atau fisik atau Inferioritas Organis
Penelitiannya
tentang inferioritas organis merupakan usaha pertama Adler yang dilakukan saat
ia masih berada dalam kelompok Freud. Adler mengatakan bahwa cacat secara fisik
atau cacat organ mempengaruhi perkembangan personal seseorang untuk
mengkompensasi perasaan inferioritasnya. Seperti Adler sendiri yang berusaha
mengkompensasi penyakit rakhitisnya yang merupakan inferioritas organis pada
masa kecilnya.
b
Pemanjaan
Memanjakan
anak juga dapat membawa pada kompleks inferioritas. Anak yang dimanjakan tentu
daja merupakan pusat perhatian di rumah, dimana setiap keinginannya dipenuhi
dan sedikit yang diabaikan. Dibalik persoalan anak yang secara alami membangun
pemikiran bahwa dia adalah orang yang paling penting dalam setiap situasi dan
orang lain harus menurut padanya. Anak manja memiliki sedikit—apabila
ada—perasaan sosial. Mereka sangat tidak sabaran dengan orang lain. anak manja
juga tidak mengatasi masalah yang mempunyai tingkat kepelikan yang cukup
tinggi, dan sangat tidak sabaran dengan orang lain. Anak manja juga tidak dapat
mengatasi kesulitan atau menyesuaikan diri dengan orang lain. Bila berhadapan
dengan rintangan untuk mendapatkan kesenangan, mereka percaya bahwa
ketidakmampuan mereka yang menghalangi mereka. Oleh karena itulah kompleks
inferioritas berkembang.
c
Pengabaian
Mudah untuk memahami
bagaimana anak yang diabaikan—yang tidak diinginkan, atau bahkan ditolak—dapat
mengalami kesulitan dalam mengembangkan kompleks inferioritas. Hal ini dapat
diketahui dengan menelisik masa bayi mereka, kebanyakan dari mereka akan
mempunyai masa bayi dan masa kanak-kanak yang kekurangan cinta dan rasa aman,
dikarenakan orang tua yang acuh tak acuh atau bahkan orang tua yang memiliki
rasa benci serta permusuhan. Hasilnya, anak dapat mengembangkan dengan baik
perasaan tidak berharga, kemarahan, serta melihat dunia dengan pandangan yang
skeptis dan penuh kebencian.
Apabila ketiga hal diatas dibesar-besarkan maka
FOI akan semakin berkembang. TLSS adalah hasil dari pengaruh lingkungan, yang
pada umumnya berawal dari tingkah laku orang tua sewaktu masih kanak-kanak.
Apabila pada diri individu berkembang situasi tegang karena memuncaknya
perasaan FOI, maka TLSS mulai berkembang:
2) Upaya
mengejar superioritas yang berlebihan.
a
terlalu
keras, hingga menjadi kaku (rigid).
b
Perfeksionistik
tidak wajar.
3) Sosial
interes terganggu.
a
Hubungan
sosial tidak mengenakkan.
b
Mengisolasi
diri (selfish). Prayitno (1998:52).
Tujuan Konseling
Tujuan
konseling adalah membantu klien menstrukturkan kembali masalahnya dan menyadari
life style (LS) serta mengurangi penilaian yang bersifat negatif terhadap
dirinya serta perasaan-perasaan inferioritasnya. Kemudian membantu dan dalam
mengoreksi persepsinya terhadap lingkungan, agar klien bisa mengarahkan tingkah
laku serta mengembangkan kembali minat sosialnya. Hal ini dilakukan bertujuan
membentuk gaya hidupnya yang lebih efektif. Prayitno (1998:52).
Proses dan Teknik Konseling
Proses
konseling diarahkan oleh konselor untuk mendapatkan informasi-informasi
berkaitan dengan masa sekarang dan masa lalu sejak klien berusia kanak-kanak.
Mulai dari mengingat komponen-komponen dalam keluarga, keanehan-keanehan
prilaku yang terjadi didalam keluarga, sampai hal yang spesifik. Hal ini sangat
membantu konselor dalam menghimpun informasi serta menggali feeling of
inferiority (FOI) klien..Teknik yang digunakan oleh konselor adalah membangun
hubungan yang baik dengan klien. Prayitno (1998:52).
Menurut Ansbacher dan Anbacher (Shertzer
dan Stone:1980) ada tiga komponen pokok dalam proses konseling:
1.
Memperoleh
pemahaman gaya hidup konseli yang spesifik, gejala dan masalahnya, melalui
empati, intuisi dan penaksiran konselor. Dalam unsur ini konselor membentuk
hipotesis mengenai gaya hidup dan situasi konseli.
2.
Proses
menjelaskan kepada konseli, dalam komponen ini hipotesis gaya hidup yang
dikembangkan dalam komponen pertama harus ditafsiran dan dikomunikasikan dengan
konseli sehingga dapat diterima. Psikologi individual menekankan pentingnya
membantu konseli untuk memperoleh tilikan terhadap kondisinya.
3.
Proses
memperkuat minat sosial, konseli dengan menghadapkan mereka, secara seimbang,
dan menunjukkan minat dan kepedulian mereka.
Psikologi
Individual dalam Perspektif Islam
Tuhan Yang Maha Pemurah
memberikan segenap kemampuan potensial kepada manusia, yaitu kemampuan yang
mengarah pada hubungan manusia dengan Tuhannya dan yang mengarah para hubungan
manusia dengan sesama manusia dan dunianya. Penerapan segenap kemampuan
potensial itu secara langsung berkaitan dengan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Wujud ketaqwaan manusia pada Tuhan hendaklah seimbang dan lengkap,
mencakup hubungan manusia dengan Tuhan maupun hubungan manusia dengan manusia
dan dunianya.
Bebicara
tentang agama terhadap kehidupan manusia memang cukup menarik, khususnya Agama
Islam. Hal ini tidak terlepas dari tugas para Nabi yang membimbing dan
mengarahkan manusia kearah kebaikan yang hakiki dan juga para Nabi sebagai
figure konselor yang sangat mumpuni dalam memecahkan permasalahan (problem
solving) yang berkaitan dengan jiwa manusia, agar manusia keluar dari tipu daya
syaiton.
Seperti tertuang dalam ayat berikut ini :
Artiya: “Demi masa. Sungguh manusia dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan melakukan amal kebaikan, saling menasehati supaya mengikuti kebenaran dan saling menasehati supaya mengamalkan kesabaran”. (Al-Ashr :1-3)
Dengan kata lain manusia diharapkan saling memberi bimbingan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas manusia itu sendiri, sekaligus memberi konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya.
Artiya: “Demi masa. Sungguh manusia dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan melakukan amal kebaikan, saling menasehati supaya mengikuti kebenaran dan saling menasehati supaya mengamalkan kesabaran”. (Al-Ashr :1-3)
Dengan kata lain manusia diharapkan saling memberi bimbingan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas manusia itu sendiri, sekaligus memberi konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya.
Artinya: “Berkata orang-orang tiada beriman:”Mengapa tiada diturunkan kepadanya (Muhammad) sebuah mukjizat dari Tuhannya?”
Jawablah : ”Allah membiarkan sesat siapa yang Ia kehendaki, dan membimbing orang yang bertobat kepada-Nya.” (Ar-Ra’d :27)
Dari ayat-ayat tersebut dapat dipahami bahwa ada jiwa yang menjadi fasik dan adapula jiwa yang menjadi takwa, tergantung kepada manusia yang memilikinya. Ayat ini menunjukan agar manusia selalu mendidik diri sendiri maupun orang lain, dengan kata lain membimbing kearah mana seseorang itu akan menjadi, baik atau buruk.
Proses
pendidikan dan pengajaran agama tersebut dapat dikatakan sebagai “bimbingan”
dalam bahasa psikologi. Nabi Muhammad SAW, menyuruh manusia muslim untuk
menyebarkan atau menyampaikan ajaran Agama Islam yang diketahuinya, walaupun
satu ayat saja yang dipahaminya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nasihat
agama itu ibarat bimbingan (guidance) dalam pandangan psikologi.
Dalam hal ini Islam memberi perhatian pada proses bimbingan. Allah menunjukan adanya bimbingan, nasihat atau petunjuk bagi manusia yang beriman dalam melakukan perbuatan terpuji, seperti yang tertuang pada ayat-ayat berikut :
Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”. (Ali Imran:104)
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalann-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (An Nahl:125)
Ada beberapa ayat yang lebih khusus menerangkan tugas seseorang dalam pembinaan agama bagi keluarganya.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (At Tahrim:6)
Artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat” (As- Syu’ara:214)
Dalam hal ini Islam memberi perhatian pada proses bimbingan. Allah menunjukan adanya bimbingan, nasihat atau petunjuk bagi manusia yang beriman dalam melakukan perbuatan terpuji, seperti yang tertuang pada ayat-ayat berikut :
Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”. (Ali Imran:104)
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalann-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (An Nahl:125)
Ada beberapa ayat yang lebih khusus menerangkan tugas seseorang dalam pembinaan agama bagi keluarganya.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (At Tahrim:6)
Artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat” (As- Syu’ara:214)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam corak terapi ini perhatian utama
diberikan pada kebutuhan seseorang untuk menempatkan diri dalam kelompok
sosialnya. Masalah hidup selalu bersifat sosial. Fungsi hidup sehat bukan hanya
mencintai dan berkarya, tetapi juga merasakan kebersamaan dengan orang lain dan
memperdulikan kesejahtaraan mereka. Manusia dimotivasi oleh dorongan sosial. Dorongan
sosial adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, meskipun kekhususan hubungan
dengan orang dan pranata sosial ditentukan oleh pengalaman bergaul dengan
masyarakat.
Ketiga konsep pokok dalam corak terapi
ini adalah rasa rendah diri usaha untuk mencapai keunggulan dan gaya hidup
perorangan.Dengan demikian manusia bermotivasi untuk menguasai situasi
hidupnya,sehingga dia mersa lebih puas dapat menunjukan keunggulannya,paling
sedikit dalam bayangannya sendiri.Selam proses terapi konselor mengumpulkan informasi tentang
kehidupan konseli di masa sekarng dan masa lampau sejak berusia sangat
muda,antara lain berbagai peristiwa dimasa kecil yang masih diingat,urutan
kelahiran dalam keluarga,impian-impian,dan keanehan dalam berperilaku.
B. Saran
1. Setiap orang memiliki perasaan interior, perasaan yang menggerakkan orang untuk
bergerak atau berjuang menjadi superioritas atau menjadi sukses. Hendaknya
perjuangan untuk menjadi sukses tersebut tidak terlalu berlebihan, disesuaikan
saja dengan kemampuannya.
2. Perjuangna menjadi sukses bukanlah
menjatuhkan orang lain, tapi bersama-sama dengan orang lain tersebut untuk
mendapatkan sukses bersama, karena kita hidup dalam lingkunagn sosial.
3. Orang tua sebaiknya memikirkan cara yang
tepat dalam mengasuh buah hatinya, sebab sikap orang tua yang salah seperti
pemanjaan dan mengabaikan dapat menyebabkan anak berperilaku menyimpang.
Komentar
Posting Komentar